Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Sejumlah guru kontrak Kota Subulussalam mulai ‘berkicau’ terkait isu pungutan liar (pungli) terhadap honor mereka oleh oknum di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat.
Hal itu terungkap dengan kedatangan sejumlah guru kontrak ke Kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Kota Subulussalam, Minggu (1/4/2018).
Para guru kontrak ini diterima pengurus YARA termasuk (LLBH) Aceh Perwakilan Kota Subulussalam dan Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Subulussalam, Jaminuddin.
Baca: Nasib Guru Kontrak Baca Tulis Alquran Memprihatinkan, Setelah Provinsi Aceh Serahkan ke Kabupaten
Pertemuan itu membenarkan adanya praktek pungli atau pemotongan terhadap upah para tenaga kontrak di Kota Sada Kata itu.
”Memang benar ada pemotongan, bervariasi mulai Rp 50.000 per orang,” kata guru.
Empat guru kontrak yang mendatangi YARA dan mengadukan nasib mereka masing-masing dari wilayah Kecamatan Rundeng dan Penanggalan.
Keempatnya mengaku telah menjadi kontrak sejak 2011 dan ada pula 2017.
Baca: Puluhan Guru Kontrak Baca Tulis Alquran Awali Demo Dengan Baca Yasin, Tuntut Honor Setahun Dibayar
Mereka pun mengaku tidak rela atas uang yang dipotong oknum Disdikbud Subulussalam itu.
“Kalau misalnya mereka minta pengertian kami juga paham tapi jangan langsung main potong,” kata guru kontrak.
Tak hanya pemotongan Rp 50.000 per orang namun ada pula guru kontrak yang mengaku upahnya tidak utuh dibayarkan hingga terpotong jutaan rupiah.
Seperti diakui Arm, guru yang mengajar di sekolah dalam Kecamatan Penanggalan.
Baca: MPD: Honor Guru Kontrak Dipungli