Itu subyektifitas dan untaian rasa yang dia ungkap sebagai buah pikir dan rasa yg dia miliki.
Bagi saya Puisi Bu Sukmawati Soekarno Putri adalah subyektifitas dia, dia merasa suara adzan tak merdu.
Bagi ku tak apa, karena suara itu teramat merdu memanggil, aku menghargai kau tak bisa menikmati suara adzan, Mudah2an suatu saat kau bisa menikmati suara adzan. #TakApa
Tidak apa Bu Sukmawati tak memahami syariat Islam, syariat penting sbg jalan, namun diatas itu ada akhlak.Akhlak Islam ku sbg putra Indonesia menerima Pancasila sbg prinsip berbangsa dan bernegara dan itu final.
Maka, saatnya lah belajar tentang keberagaman Ibu #TakApa
@BurhanMuhtadi: Kalau ngga paham tentang syariat Islam mending diam aja deh mbak Ngeri sekali jika pemamahan soal Syariat Islam hanya diringkus jadi urusan cadar.
@mkhumaini: Bu Sukmawati,
Tidak tepat & tdk elok membandingkan konde dgn cadar,
Tidak bijak membandingkan suara kidung dgn adzan,
Apalagi mengganggap yg satu lebih baik dari yg satunya,
Jika Ibu tidak tahu masalah syariat hendaknya tidak membanding-bandingkan masalah tsb.
@bambangelf: Puisi adalah sebuah karya cipta personal.
Mengenai yg Penulisnya rasakan..
Tentang yg Penulisnya bayangkan..
Pendengar dan Pembaca Puisi hanya bisa Menilai Karya dan Sosok Penulisnya.
IMHO, Bebas saja Bu Sukmawati menulis Puisi.
Dan biarkan Publik juga Bebas menilainya.
@topelucky: Ibu Sukmawati Soekarno Putri menggambarkan wanita Jawa dengan narasi yang keliru.
Janganlah tergesa-gesa meniru cara modern/Eropa atau cara Timur, janganlah juga terikat oleh rasa konservatif atau rasa sempit, tetapi cocokkanlah semua dengan kodratnya. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Puisi 'Ibu Indonesia' Sukmawati Soekarnoputri Tuai Kontroversi, Berikut Video dan Isi Lengkapnya