Kupi Beungoh

813 Tahun Kota Banda Aceh, Sejajar Usianya dengan Moskow dan London, Begini Sejarahnya

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tuanku Warul Waliddin

Sebagai kota tua yang tahun ini genap berusia 813 tahun, Banda Aceh sejajar usianya dengan Moskwa/Moskow (871 tahun), London (952 tahun), dan lebih tua 70 tahun dari Kota Amsterdam yang hari ini berusia 743 tahun. 

(Baca: Karena Sejarah Dikira Dongeng (Meratapi Gampong Pande)

Unsur dualitas, dimana harmoni antara darat dan air sangat terasa di dimasa kesultanan Aceh.

Dari sungai hingga Pelabuhan (bandar), lalu lintas kapal-kapal menggambarkan kesibukan kota.

Sementara di darat, barisan gajah menjadi kebanggaan dan meningkatkan wibawa kota.

Di Krueng Aceh terdapat Pulau Gajah yang kini sudah hilang. 

Demikian pula kapal-kapal dan perahu yang di masa lalu begitu sibuk hilir mudik, kini tidak terlihat lagi.

Budaya aquatik telah pudar, sungai menjadi lengang, diganti dengan kehidupan darat yang terlampau mengeras. Pelabuhan tidak lagi memiliki kapal.

Sebagai kota tua yang kami sebut dengan istilah Kota Tamaddun alias kota tempat lahirnya peradaban baru bagi Bangsa Aceh, tempat berkumpulnya berbagai suku, bangsa dan etnik, dan diakui dalam berbagai catatan sejarah perjalanan pelaut dunia, mulai dari Portugis, Inggris, Denmark, dan Belanda.

Banda Aceh juga disebut sebagai Kota Bustanussalatin karya Sultan Iskandar Muda yang mengambil filsosofi taman surgawi dalam Alqur'an yang mengalir sungai-sungai yang indah di tengah-tengahnya, sehingga disebut taman para raja/sultan.

Maka inilah identitas sesungghnya Kota Banda Aceh yang di usia 813 Tahun semakin bergeser identitasnya, dari cita-cita pendirinya sebagai pusat lahirnya peradaban Aceh sebagai founding father lahirnya Islam di Nusantara dan Asia Tenggara.

Secangkir informasi di atas kami harap mampu memberi inspirasi segar bagi pemimpin dan para stakeholder Kota Banda Aceh yang hari ini di usia genap 813 tahun.

Selamat Hari Lahir Kota Bustanussalatin, Kota Tamaddun, Waterfront City.

Penulis, Tuanku Warul Waliddin, SE, Ak adalah Pang Ulee Komandan Al Asyi.

* KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Berita Terkini