Dicaci Anaknya Sendiri Karena Soal Makan, Nenek Ini Tak Henti Menangis, Kini Semua Menyesal

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi nenek menangis

Dia menggelengkan kepala dan mendesah , “Paling susah ketika mengurus kedua anak perempuan ini, tapi sekarang tidak ada satu pun yang bersedia meberi yang layak untuknya.”

Baca: Fraksi Partai Gerindra Minta Pemerintah Cari Solusi Agar Sumur Minyak Jadi Sumber Pendapatan Rakyat

Baca: Peringatan Hari Buruh di Paris Ricuh, 4 Orang Terluka, Polisi Tangkap 200 Demonstran

Kemudian dia berjalan pergi, dan tanpa terasa langkah kakinya telah menuju ke rumah putri bungsunya, Vera. Keadaan Vera paling susah dibanding kedua kakaknya.

Tak terduga di rumah putri bungsunya, ia dapat hanya semangkuk air putih. 

Dia berpikir, semua darah dagingku memperlakukan aku seperti ini. Lebih baik jepitan emas ini aku bawa ke dalam peti mati saja.

Karena merasa kecewa dan hendak pulang, putri bungsunya itu mengeluarkan rendang daging sapi dan sayuran segar.

“Bu, malam ini ibu tidak usah pulang, ayo bu kita makan, ” kata putri bungsunya.

Dia tercengang melihat masakan yang disuguhkan putri bungsunya ini. Dia tahu persis kondisi putrinya yang susah tidak mampu membeli daging-dagingan. Paling pada saat tahun baru atau hari raya tertentu saja baru bisa makan daging.

“Uang dari mana Vera bisa membeli daging ?” Katanya dalam hati.

Baca: Terkait Polres Tetapkan Tersangka Sumur Minyak, LSM: Jangan Hanya Masyarakat yang Dikorbankan

Baca: Tak Kantongi Dokumen Keimigrasian, 43 WNI Ditahan Imigrasi Malaysia


Saat makan, tanpa sengaja dia melihat rambut anak perempuannya, jepitan rambut yang biasanya terselip di rambut anaknya ternyata sudah tidak kelihatan lagi.

Dia tersenyum dan tiba-tiba merasakan kehangatan, tampak air matanya berlinang.

era memandang ibunya sekilas dan berpikir ibunya sedang mencemaskannya, lalu berkata, “Bu, suamiku baik kepadaku. Meski hidupku agak susah, tapi ibu tidak usah khawatir. Menantu ibu juga bilang, jika ekonomi sudah agak lumayan, tahun depan kami akan menjemput ibu tinggal bersama kami.”

Halaman
1234

Berita Terkini