Sanggar Kesenian Aceh UGM Raih Juara Umum dalam Kompetisi Tari Dunia di Paris

Penulis: Subur Dani
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penari dan pemusik Sanggar Kesenian Aceh (SAKA) UGM Yogyakarta foto bersama usai menerima hadiah juara umum dalam International Folklore Dance and Music di ibu kota Perancis, 4-5 Mei 2018

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sanggar Kesenian Aceh (SAKA) di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, berhasil meraih juara umum dalam kompetisi taria dunia yang diselenggarakan di Paris, Perancis, 4-5 Mei 2018 lalu.

SAKA yang beranggotakan beberapa penari dan pemusik tersebut, membawakan tarian kolaborasi tari tradisi rapai geleng dan tari kreasi ratoeh jaroe.

Para penari SAKA berhasil menghentakkan panggung International Folklore Dance and Music “Etoiles de Paris”.

Baca: Wisatawan Mancanegara Antusias Pelajari Tarian Aceh

Penampilan tarian Aceh itu berhasil mengundang decak kagum para penonton dari belahan dunia yang hadir.

Menurut ketua tim, Almira Zarfano, tarian yang dibawakan SAKA berhasil mendapatkan grand prix (juara umum).

Menurutnya, even internasional itu diikuti oleh 15 negara.

"Ada Malaysia, Rusia, Kazakhstan, Perancis, Turki, Tunisia, Indonesia, Bulgaria, dan beberapa negara lainnya," kata Almira.

Baca: Likok Pulo, Saman dan Sejumlah Tarian Aceh Lainnya Diajarkan di Dua Perguruan Tinggi di Singapura

Almira juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan perjuangan sanggar SAKA di Perancis.

"Kami sangat bangga dapat mengharumkan nama Indonesia dengan tarian kesenian Aceh. Harapannya semoga melalui kesenian daerah ini, Indonesia semakin dikenal di mata dunia," pungkasnya.

Sementara Heri Maslijar dan Muhammad Al-Farra sebagai pelatih dan pemusik, juga menyampaikan hal yang sama.

Baca: Wow! Atraksi Tarian Aceh Rambah Kazan, Kota Terbesar Ketiga di Rusia

Sebagai putra daerah Aceh asli, mereka juga sangat bangga dengan pencapaian tersebut.

Mereka mengatakan, kesenian Aceh berhasil membuat takjub dewan juri di Perancis.

"Harapannya semoga banyak anak-anak Aceh yang terus melestarikan dan memperkenalkan kesenian Aceh di kancah international," ujar Heri Maslijar yang juga mantan Ketua Umum Sanggar Seni Seulaweuet UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. (*)

Berita Terkini