Pemilu Malaysia

Pemilu Malaysia, Najib Razak Vs Mahathir Mohamad, Pertarungan Dua Raksasa Politik Semenanjung Malaya

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Najib Razak Vs Mahathir Mohamad

SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR — Apa yang disebut sebagai pemilihan umum paling ketat dalam sejarah Malaysia digelar setelah PM Najib Razak dan penantangnya dari oposisi Mahathir Mohamad mengakhiri kampanye mereka pada Kamis (8/5/2018) malam.

Razak (65), sang petahana, menghadapi pemilihan umum keduanya selama menjadi perdana menteri.

Pemilu ini juga menjadi yang pertama pasca-skandal finansial 1MDB yang memicu kisruh politik di Malaysia pada 2015.

Pada Kamis malam, di kota Pekan, Negara Bagian Pahang, tempat dia mempertahankan kursi parlemennya sejak berusia 23 tahun, Razak mengumumkan serangkaian insentif yang akan diberikan jika koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpinnya memenangkan pemilu.

Beberapa insentif yang ditawarkan Razak antara lain pembebasan pajak bagi warga di bawah usia 26 tahun dan warga gratis menggunakan jalan tol selama lima hari sebelum dan sesudah Idul Fitri.

Baca: Mantan Anggota Polisi Dijemput Paksa Usai Hina Kapolri dan Kapolda Sumut, Berikut Fakta-faktanya

Baca: Sule Digugat Cerai Istri, Netizen Soroti Unggahan Misterius Rizky Febrian, Kenapa?

Politisi senior Malaysia, Mahathir Mohamad (92) menunjukkan jarinya yang sudah dicelupkan ke dalam tinta usai memberikan suara dalam pemilihan umum.(AFP/JEWEL SAMAD) 

Saat pidato Razak itu disiarkan langsung televisi nasional, Mahathir Mohamad (92) lebih memilih menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan-pesan kepada para pendukungnya.

Mahathir menggunakan Facebook Live dari pulau wisata Langkawi untuk menyampaikan visi misinya kepada 15 juta warga pemilik suara.

Politisi gaek ini berharap membuat sebuah kejutan dan kembali ke tampuk kekuasaan yang sudah ditinggalkannya sejak 15 tahun lalu.

Lewat media sosial, Mahathir menyerukan agar warga Malaysia, terutama para pemilik suara, tidak terbuai janji insentif yang disampaikan Najib Razak.

"Suap tak akan bertahan lama. Dalam waktu singkat, uang yang digunakan untuk menyuap akan habis. Jangan korbankan negara demi uang dalam jumlah kecil," kata politisi senior itu.

Baca: Forum Keuchik Aceh Timur Sosialisasi Pengelolaan Dana Desa Sesuai Aturan, Ini Harapan Kasat Reskrim

Baca: Pendukung Nabila Raih Penghargaan Penonton Terheboh dari Indosiar

Kampanye terakhir kedua politisi itu menandai dimulainya pemilihan umum yang oleh banyak pihak diperkirakan Najib masih mampu mempertahankan kekuasaan meski mendapat tantangan cukup berat.

Berdasarkan hasil survei yang dirilisi Merdeka Centre for Opinion Research pada Selasa (8/5/2018), koalisi BN mengalami penurunan suara dan hanya diperkirakan bakal menuai suara sebanyak 37,4 persen.

Angka ini turun cukup tajam dibanding pemilihan umum 2013, yang kala itu BN masih mampu meraup 47,4 suara pemilih.

Hasil survei yang sama menunjukkan kelompok Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir akan meraih 43,4 persen sedangkan partai berhaluan Islam, Parti Islam Se- Malaysia (PAS) mendapatkan 19,3 persen.

Halaman
123

Berita Terkini