Usai mengikuti upacara, Umar menyampaikan keinginannya untuk menjadi petugas pengibar bendera.
Sampai akhirnya, pada tahun 2015,2016 dan 2017 Umar dipercaya untuk menjadi pengibar bendera selama tiga kali berturut-turut.
Ketika Najwa menyinggung soal aksi teror bom yang belakangan ini terjadi, Umar pun turut memberikan tanggapannya.
Baca: THR PNS, TNI dan Polri Cair Akhir Mei, Gaji Ke-13 Cair Awal Juli, Segini Besaran dan Rinciannya
Baca: Data Bantuan Pangan Non Tunai di Abdya Rawan Protes, Ini Penyebabnya
Umar bahkan mengutuk aksi teror bom yang belakangan ini terjadi sangatlah biadab dan tidak bisa diterima dalam ajaran agama Islam.
Apalagi aksi teror bom yang belakangan ini terjadi melibatkan anak-anak dan para wanita.
Umar juga menjelaskan perbedaan pemahaman antara pelaku teror bom saat ini dengan pemahamannya dulu.
"Karena anak-anak yang sekarang ini, yang melakukan aksi-aksi teror belakangan, saya perhatikan mereka memiliki pemahaman takfiri.
Yang mana pemahaman itu tidak ada pada kami sebelumnya.
Pemahaman Takfiri ini pemahaman yang diusung oleh khawarij yang saat ini dibawa oleh ISIS.
Di mana mereka mengkafirkan atau memurtadkan siapapun yang tidak sepaham ataupun siapapun yang tidak mau masuk dalam kelompok mereka.
Ketika vonis kafir dijatuhkan itulah maka siapapun boleh dibunuh", kata Umar.
Ternyata, hal itu tidak sepaham dengan apa yang dianut oleh para teroris dulu.
Tak hanya ungkapan belasungkawa, dalam video wawancara via telepon itu Umar juga mengungkapkan permohonan maafnya kepada seluruh keluarga korban Bom Bali I.(*)
Artikel ini telah tayang di grid.id dengan judul Sesal Narapidana Mantan Teroris Bom Bali I, Umar Patek: 'Keluarga yang Mengubah Jalan Hidup Saya'