Gempa Palu Sulawesi Tengah

Jadi Korban Gempa dan Tsunami di Palu, Yusuf: 'Saya Tidak Bisa Menyelamatkan Istri dan Dua Anak'

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang lelaki mencari barang-barang dari rumahnya yang rusak di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018), setelah gempa kuat dan tsunami melanda daerah itu sehari sebelumnya. Hampir 400 orang tewas ketika gempa dan tsunami di Kota Palu.(AFP PHOTO / Bay ISMOYO)

SERAMBINEWS.COM, PALU - Petugas Basarnasberusaha menyelamatkan korban gempa bernama Nurul di Kompleks Perumnas Bala Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu.

Nurul masih hidup tetapi tidak bisa keluar karena tubuhnya terjebak dalam kubangan air saat kejadian gempa pada Jumat, 28 September 2018.

Di sampingnya, ada jenazah ibunya, Risni, yang juga teredam air yang berasal dari PDAM yang bocor.

Nurul sudah dua hari terjebak tertanam setengah badan.

Dia masih bisa bertahan karena terus diberikan makan dan minum oleh pihak keluarga.

Anak perempuan yang duduk di bangku SMA ini terlihat sangat lemah dan letih tetapi tetap bertahan hidup.

"Anakku sempat minta tolong waktu kejadian, saya di samping rumah saat gempa. Saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," kata Yusuf, ayah Nurul, di lokasi kejadian, Minggu (30/9/2018).

Baca: Peserta Fun Walk Unsyiah Kutip Sampah di Lingkungan Kampus

Baca: Mengenang Dahsyatnya Tsunami Aceh - Tsunami Datang Menerjang, Menghantam Apa Saja (2)

Kompleks Perumnas Bala Roa merupakah salah satu kelurahan dengan ratusan rumah yang rata dengan tanah.

Bau bangkai mulai menyengat di lokasi.

Sejumlah warga terlihat berusaha mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.

Menurut mereka, masih banyak mayat yang terjebak di dalam rumah belum dikeluarkan.

Rahmat, salah satu warga sekitar Perumnas Bala Roa, mengatakan, gempa ini meluluhlantahkan satukelurahan, ratusan rumah rusak berat, dan menyebabkan tanah longsor.

Ratusan rumah di sekitar lokasi juga terbakar.

Hingga saat ini, kondisi di lokasi masih belum kondusif.

Warga masih memilih beraktivitas di luar rumah dan di lapangan terbuka mengingat masih terjadi gentaran-getaran membuat warga masih shock.

Halaman
12

Berita Terkini