Pengamat Asing Sebut Jokowi Jadi Otoriter, Fahri Hamzah Ingatkan Ini Pada Timsesnya

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Joko Widodo dan Fahri Hamzah

SERAMBINEWS.COM - Belakangan ini, ramai sejumlah publikasi kajian dan artikel yang ditulis pengamat asing yang menyebut Presiden Jokowi kini jadi seorang yang otoriter.

Hal itu disampaikan oleh pengamat asing, Matthew Busch dalam artikelnya yang berjudul Jokowi's Panicky Politics, yang ditulis di laman Majalah Public Affairs.

“Sekarang para kritikus dan para pendukung Jokowi sama-sama bertanya, seberapa aman sebenarnya (demokrasi) Indonesia dari kemunduran menjadi negara otoriter,” tulisnya.

Rupanya, pendapat pengamat asing tersebut ikut dikomentari oleh Fahri Hamzah.

Baca: Pemasang Dibayar Rp 10 Ribu, Bawaslu Anggap Bukan Kampanye Hitam, Ini 7 Fakta Poster Jokowi Raja

Baca: Pengakuan Wanita Asal Bandung yang Dituduh Menipu Pria Irak

Ia menyampaikan pesan kepada para pendukung Jokowi mengenai Jokowi di mata pengamat asing saat ini.

Dilansir dari laman hersubenoarief.com, para pengamat asing menunjuk tindakan Jokowi membubarkan HTI, pembubaran berbagai aksi gerakan #2019GantiPresiden, penggunaan instrumen hukum untuk menekan lawan politik, dan pelibatan kembali militer dalam politik sebagai indikator perubahan arah dan gaya pemerintahan Jokowi.

“Jokowi terbukti menjadi pemimpin yang tidak sabar dan reaktif. Dia dengan mudah tersentak oleh ancaman politik, dan seperti banyak politisi Indonesia, tampaknya nyaman menggunakan alat-alat tidak liberal untuk mempertahankan posisi politiknya,” tulis Eve Warburton dan Edward Aspinall dalam artikel berjudul “Indonesian democracy: from stagnation to regression? di laman The Strategist yang diterbitkan Australian Strategic Policy Institut (ASPI).

Tak hanya pendapat kedua pengamat itu, penulis juga menyertakan analisis dari pengamat lainnya, yang mana isinya hampir seragam.

Baca: Arab Saudi Eksekusi Mati Anggota ISIS yang Bunuh Sepupunya Sendiri

Baca: Amnesty International Cabut Penghargaan untuk Pemimpin De Facto Myanmar Aung San Suu Kyi

Menurut Fahri Hamzah, hal ini harus segera dijawab oleh para pendukung Jokowi.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah di akun Twitternya, Rabu (14/11/2018) pagi.

Fahri Hamzah mengatakan itu untuk mengomentari artikel di media online yang memberitakan analisis pengamat tersebut.

Artike itu berjudul 'Pengamat Asing: Jokowi Berubah Menjadi Otoriter'.

Fahri Hamzah pun memberikan komentarnya.

"Harusnya ini dijawab oleh para pendukung pak @jokowi ...," cuitnya.

Baca: 6 Fakta Menarik Penemuan AK-47, Berusia Lebih dari 70 Tahun dan Digunakan di Seluruh Dunia

Baca: Wali Nanggroe tak Lagi Diperlukan

Jokowi sindir putra bungsunya

Candaan keluarga Presiden Jokowi tampaknya tak hanya tersaji di rumah, namun juga di media sosial.

Hal itu terlihat ketika Presiden Jokowi tampak menyinggung dan menggoda sang putra bungsu, Kaesang Pangarep.

Candaan itu Jokowi tuliskan dalam akun media sosial miliknya, Twitter.

Pada Selasa (13/11/2018), Presiden Jokowi diketahui sedang berada id Singapura.

Dalam kunjungannya itu, Jokowi membagikan potret saat dirinya tengah berada di sebuah restoran Indonesia yang ada di Singapura.

Potret itu memperlihatkan Presiden Jokowi sedang makan ditemani beberapa stafnya.

Tak hanya staf, dalam potret tersebut juga terlihat sang anak bungsu, Kaesang Pangarep di satu meja yang sama.

Kaesang Pangarep tampak duduk di hadapan Presiden Jokowi.

Ya, meski sudah pergi ke luar negeri, Presiden Jokowi tampaknya masih memilih makan di restoran Indonesia.

Ia pun memaparkan bahwa banyak restoran yang mempunyai khas makanan Indonesia.

Namun sayangnya, Presiden Jokowi menuturkan bahwa belum ada bisnis kuliner sang anak di negara tetangga itu, yakni Sang Pisang.

Seperti yang diketahui, bisnis kuliner Sang Pisang adalah milik anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.

Sindiran itu seolah Presiden Jokowi alamatkan pada anaknya sendiri, Kaesang Pangarep.

"Jauh-jauh ke Singapura, makannya tetap di restoran Indonesia. Hari ini, saya makan siang di restoran Bebek Goreng Pak Ndut di Lucky Plaza, Orchard Road.

Di Singapura juga ada restoran Bebek Tepi Sawah, Sari Ratu, sampai Restoran Garuda. Sayang belum ada Sang Pisang (emoji senyum)," tulis Presiden Jokowi dilansir TribunnewsBogor.com.

Seolah tahu dengan cuitan sang ayah, Kaesang Pangarep pun langsung membalasnya.

Namun dengan cara tak biasa, Kaesang Pangarep menggunakan huruf kapital di semua kalimat yang ia tulis.

Lewat balasan itu, Kaesang Pangarep mengaku bahwa dirinya merasa tersinggung.

"TERSINGGUNG SAYA PAK. SAYA SENSITIF PAK," balas Kaesang Pangarep.

Namun, usai menuliskan satu balasan itu, Kaesang Pangarep pun kembali mencuitkan kalimat.

Kaesang Pangarep terlihat meminta maaf kepada Presiden Jokowi.

Ia lantas memohon agar tidak dikeluarkan dari kartu keluarga.

Balasan tersebut seolah menjadi balasan atas candaan yang dilontarkan oleh sang ayah, Presiden Jokowi.

"Maafkan saya pak, jangan keluarkan saya dari kartu keluarga pak. mohon maaf pak. ini tulisan saya kecil semua sampai habis "titik" pun masih kecil pak," balas Kaesang Pangarep di cuitan berikutnya.

Usai meminta maaf, Kaesang Pangarep juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi.

Hal itu lantaran Presiden Jokowi telah menyebutkan bisnis kulinernya di cuitan yang ia buat.

"Terima kasih banyak pak Sang Pisang sudah di-notis. Saya senang sekali pak," lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Pengamat Asing Sebut Jokowi Berubah Jadi Otoriter, Fahri Hamzah Beri Pesan Ini untuk Timses

Berita Terkini