Laporan Idris Ismail I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Menyusul minimnya curah hujan selama satu bulan terakhir menyebabkan 4.843 Ha lahan sawah produktif di lima kecamatan di Pidie terancama menjadi kekeringan.
"Sudah satu bulan lebih ribuan petani kesulitan memperoleh air untuk areal persawahan padahal tanaman padi rata-rata siap tanam dengan kondisi benih padi yang telah berusia di atas 20 hari,"sebut Camat Batee, Drs Saiful Ifwan MM kepada Serambinews.com Jumat (4/1/2018).
Adapun kelima kecamatan yang terancam kekeringan tersebut yaitu Kecamatan Simpang Tiga 813 Ha, Peukan Baro 1.180 Ha, Indra Jaya 1.164 Ha, Batee 526 Ha, dan Kembang Tanjong 1.160 Ha.
Baca: Aceh Dapat Bantuan 2.005 Unit Rehab Rumah Warga Miskin dari PUPR, Ini Kabupaten Penerima Terbanyak
Baca: Sambangi Pulau Simeulue, Ini Agenda Kunjungan Kerja Plt Gubernur Nova Iriansyah
Selama ini ribuan petani di Batee pada umumnya mengandalkan suplai air dari waduk Rajui serta Lhok Seumani serta enam embung.
Akan tetapi air mulai menipis maka kesulitan memperolehnya. Apalagi ada sebagian lahan sawah di Batee mengandalkan tadah hujan.
"Hasil pengecekan memang rata-rata lahan persawahan terancam kekeringan," jelasnya.
Baca: Tak Miliki Izin, Polisi Tangkap Pengusaha Galian C Ilegal yang Beroperasi di Pulo Aceh
Baca: OPPO R17 Pro Dibanderol 9,99 Juta, Seperti Apa Kehebatannya?
Tak hanya itu saja, hasil pemantauan areal persawahan di Kecamatan Simpang Tiga dengan usia tanam rata-rata baru dua pekan lebih menyebabkan kebutuhan air yang mesti dipasok atau suplai secara prioritas.
Demikian halnya di Kecamatan Kembang Tanjong, Indra Jaya, serta Peukan Baro.(*)