Komisioner KPU Paparkan Persoalan Kisi-kisi Debat, Rocky Gerung Bengong dan Pegang Kepala

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik Rocky Gerung usai memenuhi panggilan kepolisian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (4/12/2018).

SERAMBINEWS.COM - Pengamat politik Rocky Gerung kedapatan sedang bengong sambil memegangi kepalanya saat Komisioner Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Wahyu Setiawan memberikan penjelasan soal kisi-kisi debat pilpres yang jadi polemik di masyarakat.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut terjadi dalam siaran langsung acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tvOne, Selasa (8/1/2019) malam.

Awalnya, Wahyu memaparkan terkait pemberian soal dari KPU pada kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Kami sebenarnya punya semangat bahwa KPU dalam membuat kebijakan itu jujur pada masyarakat," katanya.

Hal tersebut ia sampaikan karena ketidaksetujuan KPU menyebut pemberian kisi-kisi itu sama saja dengan memberikan bocoran.

"Pemberian bocoran itu negatif. Ini kan tidak, kami jujur pada masyarakat bahwa sejak awal kami punya konsep bahwa intinya debat tetap substansial, menarik, tapi juga mengedukasi," tegasnya.

Baca: Pembunuh Bripka Faisal Segera Disidang

Baca: Empat Pengungsi Rohingnya Kabur Lagi, Ini Jumlah yang Tinggal di Bireuen

Baca: Pedagang Asal Aceh Ini Sumbang Rp 72 Juta, Bayi Kembar di RS Malaysia Kembali ke Pelukan Ibunya

Wahyu menjelaskan, hal tersebutlah yang membuat KPU ingin memberikan kisi-kisi itu pada masing-msing paslon.

"Dan perlu diketahui, kesepakatan ini telah disepakati oleh TKN maupun BPN. Ini yang perlu diketahui publik," tegasnya.

Wahyu menuturkan, pemahaman publik adalah pemberian kisi-kisi soal oleh KPU ini membuat debat menjadi tidak menarik.

Namun, ia memaparkan, konsep yang dimiliki KPU itu berbeda dengan debat pemilu 2014.

Ia pun berani mengklaim bahwa debat pilpres 2019 akan tetap menarik, substansial, dan mengedukasi.

"Kita ingin menjaga agar debat bersifat substansial. Kita tidak ingin masyarakat disuguhi pertanyaan yang tidak substansial dan hanya bersifat mengolok-olok," tegasnya.

Presiden ILC Karni Ilyas tampak memotong penjelasan Wahyu.

Ia berpendapat jika pertanyaan-pertanyaan macam itu sebenarnya bisa dihindari tanpa membuka kisi-kisi debat.

"Pak Karni, pertanyaannya itu jenisnya bukan cerdas cermat. Kisi-kisi itu bersifat atraksi pak," ucapnya.

Halaman
1234

Berita Terkini