Nur Khalim justru sudah memaafkan AA. Ia berharap guru, alumni, siswa maupun masyarakat luas tak memperpanjang masalah itu. Ia menganggap persoalan itu telah selesai.
“Kalau ada siswa yang bandel, jangan langsung main tangan. Tetap jadi guru profesional. Bisa jadi siswa marah karena cara mengingatkan guru kurang pas. Kalau tindakan nakal diatasi dengan kekerasan nanti malah berurusan dengan hukum. Sekarang jadi guru harus lebih bersabar,” kata Nur Khalim.
Dalam mediasi itu ditandatangani dua surat pernyataan. Intinya pada 2 Februari 2019 pukul 08.00 di ruang kelas 9 terjadi perbuatan tidak menyenangkan hingga beredar di medsos pada 9 Februari.
Baca: Ketahuan Sedang Memperkosa Guru Ngaji, Remaja Ini Diamuk Warga dan Diamankan Polisi
Atas perbuatan itu AA mengaku bersalah. Ia berjanji tak akan mengulangi perbuatannya.
Surat itu ditandatangani tak ada paksaan. Jika terlapor mengingkarinya akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
Sementar Ayah AA, Slamet Ariyanto berharap setelah ini anaknya bisa kembali sekolah dengan baik.
“Saya khawatir nanti anak saya diperlakukan berbeda dan dijauhi temannya. Saya khawatir anak saya nantinya tak mudah diterima di sekolah selanjutnya,” katanya.
Baca: Pengawas Sekolah Mengaku Ada Puluhan Siswa SMP di Pidie yang tak Bisa Membaca
Namun Kapolsek memastikan itu tak akan terjadi. Nantinya ada pembinaan dari humas polres dan polsek untuk menetralisasi masalah itu.
Dengan memberi wawasan ke sekolah diharapkan AA tetap bisa diterima seluruh siswa dan sekolah.
Supiyan berharap langkah konstruktif mediasi itu membuat masalah selesai. “Kami apresiasi Pak Nur Kalim berhati besar memaafkan. Apalagi April nanti AA sudah ujian,” ujarnya.
Selain membuat surat pernyataan, AA juga membuat video permohonan maaf pada Nur Khalim dan masyarakat Indonesia. Ia berharap AA bisa konsentrasi ujian dan tak terpengaruh viral videonya itu.
Baca: Viral Video Jambret Histeris saat Ular Dimasukkan ke Celana, Polisi yang Lakukan Interogasi Tertawa
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Gresik, Mahin berharap kejadian ini menjadi kejadian awal dan terakhir.
Mahin akan menyampaikan pesan kepada guru agama, guru bimbingan konseling agar mendeteksi masalah pada anak sedini mungkin dan mencari solusi secepatnya.
Kunjungan dan komunikasi dengan orang tua diharapkan lebih intens dilakukan. “Mungkin pemicunya kurang perhatian di rumah dilampiaskan di sekolah. Bisa saja penyebabnya pengaruh lingkungan pergaulan dan teman,” kata Mahin.
Mahin berterimakasih kasus itu segera ditindaklanjuti dan diakhiri pernyataan perdamaian disaksikan sejumlah saksi.