Pantauan wartawan AFP yang berada di garis depan memperlihatkan, tembakan memenuhi udara, begitu pula dengan asap hitam tebal yang mengepul di atas desa.
Berada di atas atap agak jauh, seorang komandan SDF bernama Rustam Hasakeh mendengarkan secara rinci posisi ISIS dengan walki-talkie miliknya.
Dia memasukkan koordinat GPS pada tabletnya dan memerintahkan serangan.
Beberapa saat kemudian, jet tempur pasukan koalisi muncul di langit dan ledakan terdengar dari kejauhan.
"Sejak awal pertempuran, kami telah mengambil 13 atau 14 posisi dari mereka," ucapnya.
Benteng kelompok ekstremis yang tersisa itu diperkirakan seluas setengah kilometer persegi pada pekan lalu.
Namun, wilayah itu semakin menyusut dalam beberapa jam terakhir pertempuran.
Sebagai informasi, ISIS pernah menguasai area seluas Inggris dan mengendalikan jutaan orang, termasuk dua juta penduduk di kota Mosul, Irak.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) kini telah mempertahankan daerah penyangga sekitar seluas 1 Km yang memisahkan pasukan mereka dengan para anggota ISIS.
ISIS kalah jumlah dan diyakini tidak mungkin bertahan lama melawan SDF yang terus menyerang sisa benteng ISIS di Lembah Eufrat sejak enam bulan lalu.
Pengepungan Baghouz akan menandai berakhirnya kendali wilayah ISIS, yang diprediksi terjadi beberapa hari lagi.
"Ada terowongan. Kami tidak yakin berapa banyak anggota ISIS yang masih di dalam," kata Hasakeh.
"Mereka benar-benar terkepung. Mereka telah menanam banyak alat peledak di rumah-rumah dan jalan," imbuhnya.
Baca: AHY Sapa Warga Teunom Malam Ini
Baca: 7 Fakta Temuan Jasad Siswa SUPM Ladong Aceh Besar, Ada Bekas Penganiayaan dan Kening Tersulut Rokok
Baca: Hasil dan Klasemen Liga Inggris - Everton Tahan Laju Liverpool, Man City tak Tergeser dari Puncak
Darurat kemanusiaan
Meski ISIS terpojok, tapi operasi militer juga memicu keadaan darurat kemanusiaan terbesar.