Setelah Ethiopian Airlines dan Lion Air Jatuh, Boeing Kurangi Produksi Model 737

Editor: Fatimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat generasi terbaru Boeing 737 MAX 8 mendarat di Boeing Field seusai menyelesaikan terbang pertamanya di Seattle Washington, Amerika Serikat, 29 Januari 2016. Pesawat ini merupakan seri terbaru dan populer dengan fitur mesin hemat bahan bakar dan desain sayap yang diperbaharui. (AFP PHOTO/GETTY IMAGES/STEPHEN BRASHEAR)

SERAMBINEWS.COM - Perusahaan Boeing untuk sementara waktu memangkas produksi model pesawat 737 yang merosot penjualannya akibat insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dan Lion Air.

Mereka akan menurunkan produksinya dari 52 pesawat menjadi 42 setiap bulannya mulai pertengahan April, demikian pernyataan resmi Boeing.

Baca: Haji Uma Biayai Pengobatan Bocah Penderita Jantung Bocor di Agara

Keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas penghentian pengiriman 737 Max - model pesawat dalam dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.

Sebelumnya, Boeing telah melarang terbang seluruh armada pesawat 737 Max setelah penyelidik menemukan bukti baru di lokasi jatuhnya Ethiopian Airlines.

Baca: Romahurmuziy Mulai Sakit-Sakitan Selama Ditahan di Rutan KPK, Susah Tidur Hingga Pendarahan saat BAB

Ethiopian Airlines 737 Max jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa pada Maret, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 157 orang.

Pabrikan pesawat tersebut juga merilis pemutakhiran perangkat lunak yang disebut-sebut terkait dengan jatuhnya dua pesawat dalam rentang lima bulan.

Ethiopian Airlines 737 Max jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa pada Maret, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 157 orang.

Jenis yang sama diterbangkan oleh maskapai Indonesia Lion Air, jatuh ke laut hanya lima bulan sebelum insiden di Ethiopia, tidak lama setelah lepas landas dari Jakarta. Kecelakaan itu merenggut nyawa 189 orang.

Dalam kedua kasus, temuan awal mengungkapkan bahwa pilot berupaya berulang kali mengendalikan, tetapi pesawat itu menukik tajam beberapa kali sebelum akhirnya jatuh.

Pihak penyidik memusatkan pada sistem MCAS (Manoeuvring Characteristics Augmentation System)- perangkat yang berfungsi mencegah pilot menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi dengan cara menukikkan pesawat secara otomatis.

Dalam kasus Lion Air JT610, MACS tidak bekerja dengan baik sehingga setiap kali pilot menaikkan hidung pesawat, MCAS aktif kembali dan menurunkan hidung pesawat.

Apa yang dikatakan Boeing dalam pernyataan terbaru?

Boeing kembali mengulangi pernyataannya dalam upayanya melakukan serangkaian perubahan pada sistem kendali pesawat 737 Max yang disebut terkait dua insiden tersebut, kata Chief Executive Officer Boeing, Dennis Muilenburg.

Sebagai bagian dari pemutakhiran, Boeing akan memasang sistem peringatan sebagai standar baru pada pesawat 737 Max, yang sebelumnya merupakan fitur opsional keselamatan.

Baca: Abusyik dan Sofyan Dawood Dukung Jokowi, Ini Pernyataannya

Boeing mengatakan perangkat lunak telah dimutakhirkan sehingga MCAS tak lagi berfungsi jika terdapat data sensor yang bertentangan.

Halaman
123

Berita Terkini