Pilpres 2019

Prabowo Tanggapi Soal Banyak KPPS Meninggal: Usut Hal Ini Sehingga Jelas Apa yang Terjadi Sebenarnya

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Capres/cawapres nomot urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno dikerumuni seusai melaksanakan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Jumat (3/5/2019).

Simak video selengkapnya di bawah ini.

Ratusan KPPS Meninggal, Mantan Komisoner KPU Kritik Pembuat UU Pemilu: Sistem Pemilu Tidak Membumi

Menyoal banyaknya petugas KPPS yang meninggal ini, Putu Artha turut angkat bicara.

Menurut Putu Artha, kejadian ini merupakan pelajaran yang berharga.

Bagaimana seharusnya pihak yang berwenang membuat peraturan pemilu yang masuk akal sesuai realitas di lapangan.

"Ini jadi pelajaran yang mahal bagi kita sebagai bangsa, bagaimana mengelola sistem demokrasi, sistem pemilu yang betul-betul membumi," kata Putu Artha membuka pembahasannya di acara Catatan Demokrasi Tv One, Selasa (7/5/2019).

Putu Artha mengkritik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah yang membuat aturan mengenai Pemilu.

Menurutnya, aturan yang dibuat tidak membumi atau tidak melihat realitas empirik di lapangan.

Baca: Sudah Ada 250 Ribu Orang Yang Tandatangani Petisi Stop Ijin FPI, Begini Reaksi FPI

Baca: Kivlan Zen Akan Demo KPU-Bawaslu, TKN Nilai Pendukung 02 Tak Siap Kalah

"Ini catatan sangat serius, saya harus mengatakan, mengkritik DPR, mengkritik pemerintah, ketika membahas ini mungkin tidak membumi melihat realitas empirik di lapangan, hanya di atas meja," kata Putu Artha.

Menurut Putu Arta, KPU ternyata tidak banyak dilibatkan dalam pembahasan Undang-Undang.

"Begitu kita telusuri, pembahasan Undang-Undang, memang KPU-nya tidak pernah dilibatkan."

"Hanya sekjennya dilibatkan dan tidak diberikan kesempatan ngomong oleh parlemen," katanya.

Lebih lanjut, Putu Artha ingin ada evaluasi mengenai sistem pemilu.

Putu Artha juga mengapresiasi KPU yang telah gigih mengubah aturan jumlah pemilih per TPS, dari 500 pemilih menjadi 300 pemilih.

"Ke depan saya kira ini harus kita evaluasi total, betapa sebetulnya sistem pemilu dengan lima surat suara ini serius."

Halaman
1234

Berita Terkini