Kapan Lailatul Qadar? Begini Hadis Rasulullah, Ciri-ciri, dan Cara Mengetahuinya Menurut Ulama
Oleh Tgk. Safaini, MA*)
Di antara malam-malam di Bulan Suci Ramadhan terdapat satu malam yang penuh dengan keberkahan dan kebaikan, yaitu Lailatul Qadar atau malam qadar.
Allah berfirman, Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu sekitar 83 tahun 4 bulan.
Maka sungguh beruntung orang-orang yang memperoleh kesempatan beribadah pada malam itu.
Sejarah Lailatul Qadar
Malam qadar merupakan malam yang sangat istimewa bagi umat Nabi Muhammad Saw.
Karena hanya kepada ummat Nabi Muhammad lah malam qadar itu diberikan.
Adapun sebab-sebab adanya malam qadar adalah diawali oleh kesedihan Nabi Saw. akan umur umatnya yang pendek, sehingga amalan mereka sedikit.
Sedangkan umat-umat yang dahulu, umurnya panjang, sehingga mereka punya kesempatan yang panjang untuk memperbanyak amalan.
Maka, Allah menghibur Nabi saw. dengan hadiah malam qadar ini.
Karena dengan beribadah pada malam ini, ummat Rasulullah Saw. akan dapat menandingi ibadah umat umat terdahulu.
Baca: Meraih Keutamaan Ramadhan
Baca: Benarkah Tidur Siang di Bulan Ramadhan Jadi Ibadah? Berikut Penjelasannya
Kapan Lailatul Qadar Terjadi?
Setelah mengetahui sejarah dan fadhilat dari Lailatul Qadar, kita tentu bertanya-tanya, kapan malam seribu bulan itu datang?
Tidak ada yang mengetahui dengan pasti kapan Lailatul Qadar terjadi. Kecuali hanya dipastikan bahwa malam ini berada di antara malam-malam di bulan Ramadhan.
Ibnu Hajar Al Asqalani Rrahimahullah menyebutkan ada empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini.
Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada adalah bahwa Lailatul Qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Sebagaimana Sabda Nabi Saw:
“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini dikuatkan lagi oleh Sabda Rasulullah Saw:
“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari)
Demikian juga disebutkan bahwa:
“Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli isterinya), menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.”
Baca: Catat, Ini Lokasi Penyerahan SK CPNS Kemenag Aceh pada 27 Mei 2019
Perkiraan Lailatul Qadar Menurut Para Ulama
Para ulama berusaha meneliti pengalaman mereka dalam menemukan Lailatul Qadar.
Menurut keterangan dalam kitab Fathul Qarib, Hasyiah Al-Bajury, dan Fathul Muin beserta Ianatut Thalibin, Imam Syafii menyatakan bahwa Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh akhir Ramadhan, lebih-lebih pada malam ganjilnya, dan yang paling diharapkan adalah pada malam 21, atau 23 Ramadhan.
Di antara ulama yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu adalah Imam Abu Hamid Al-Ghazali (450 H- 505 H) dan Imam Abul Hasan as Syadzili.
Bahkan dinyatakan bahwa Syekh Abu Hasan semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuaikan dengan kaidah ini.
Menurut Imam Al-Ghazali dan juga ulama lainnya, sebagaimana disebut dalam I’anatut Thalibin juz 2, hal. 257, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadan:
1. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29
2. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
3. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
4. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
5. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23
Syekh Abul Hasan As-Syadzili berkata: “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah melesat dengan jadwal atau qaedah tersebut."
Baca: Bolehkah Salat Idul Fitri Sendirian? Berikut Pendapat Ahli Fikih
Baca: Niat dan Tata Cara Shalat Idul Fitri Sendirian dan Berjamaah
Lailatul Qadar, Mengapa Dirahasiakan?
Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya Lailatul Qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya.
Hal ini berbeda jika Lailatul Qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan (lihat Fathul Bari, 4: 266).
Baca: Pidato Lengkap Jokowi Tanggapi Aksi 22 Mei 2019 yang Berujung Kerusuhan
Apa Tanda Malam Qadar?
Walau malam Lailatul Qadar tidak diketahui dengan pasti tapi ada ciri ciri jika itu malam qadar, Rasul Saw. bersabda;
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim).
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Al Baihaqi)
Baca: Meraih Lailatul Qadar
Apa Amalan di Malam Qadar?
1. Salat
Salat merupakan ibadah yang paling ditunaikan oleh umat Islam. Selain salat wajib, salah sunnah sebaiknya dilakukukan untuk mendapatkan keberkahan malam lailatul qadar seperti salat tahajud dan hajat.
Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah:
“Siapa saja yang melaksanakan salat saat malam Lailatul Qadar karena iman dan berharap pahala dari Allah, dosa-dosanya akan diampuni.” (H.R Bukhari).
Salat Tahajud dapat dilakukan setelah bangun tidur di waktu sepertiga malam.
Salat hajat bisa dilakukan oleh seorang Muslim untuk mengharapkan sesuatu kepada Allah SWT.
Melaksanakan salat hajat di malam Lailatul Qadar akan turun, besar kemungkinan hajat atau harapan akan dikabulkan Allah SWT.
2. Perbanyak Zikir
Zikir adalah ibadah yang paling besar pahalanya.
Rasul bersabda; “maukah saya beritahukan pada kalian tentang amalan yang paling utama, paling mulia di sisi Tuhan kalian, paling cepat mengangkat derajat kalian, lebih baik dari bersedekah emas dan perak, lebih baik dari mati syahid fi sabillah? Bacalah zikir. Itulah amalan yang paling utama.” (H.R Tirmizi)
3. Melakukan iktikaf
Iktikaf adalah berhenti (berdiam) di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu dengan niat semata-mata beribadah hanya untuk Allah SWT.
Iktikaf adalah momen untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dengan melakukan serangkaian ibadah.
Ada beberapa syarat untuk sahnya iktikaf, antara lain beragam Islam, sudah baligh, dilaksanakan di masjid (baik masjid jami' maupun masjid biasa), dan memiliki niat iktikaf.
4. Memperbanyak Doa
Untuk meningkatkan peluang meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar, perbanyaklah berdoa di malam-malam sepertiga terakhir bulan.
Rasulullah SAW memerintah Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu.
Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam Lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?”,
Beliau menjawab:
“Ucapkanlah; allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anna” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku).” (HR. Ibnu Majah)
5. Membaca Alquran
Membaca Alquran bisa mendatangkan pahala yang berlipat ganda di malam-malam sepertiga terakhir bulan Ramadan.
Apalagi bila disertai dengan meresapi arti dan makna dari setiap ayat yang dibaca, kita bisa lebih khusyuk lagi dalam menunaikan amalan ini.
Demikian sedikit ulasan tentang sejarah, fadilat, dan cara-cara mendapatkan Lailatul Qadar, beserta amalan-amalan utama pada malam-malam 10 akhir Ramadhan.
Semoga bermanfaat untuk penulis dan pembaca sekalian.
Wallauaklam bisshawab.
PENULIS adalah Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Alumni Dayah (DPP ISAD), Guru pada Dayah Darul Ihsan Krueng Kale Aceh Besar, dan dai Kota Banda Aceh.