Dampak Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo, Rupiah Menjadi Paling Terkuat di Asia, Bagaimana Besok?

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

uang rupiah

Ini karena pasar tengah merespons rencana Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve yang memberikan sinyal kuat untuk memangkas suku bunga acuannya akhir bulan ini.

Terbukti, dari penguatan beberapa mata uang dunia terhadap dollar AS, termasuk terhadap EUR dan juga AUD. 

Baca: Hari Ini Gempa 7,2 M Guncang Maluku Utara, Sejumlah Rumah Ambruk, Air Laut Turun Warga Mengungsi

"Pidato kemenangan Joko Widodo (Jokowi) semalam juga jadi nilai plus untuk penguatan rupiah hari ini," jelas Suluh kepada Kontan.co.id, Senin (15/7/2019).

Suluh menjelaskan, pidato Jokowi tersebut telah berdampak positif bagi pasar. 

Poin yang disampaikan serta cara penyampaian dianggap cukup melegakan dan memperlihatkan prospek yang positif untuk lima tahun ke depan.

Ditambah lagi, laporan utang luar negeri (ULN) yang dirilis Bank Indonesia (BI) cukup memberikan tambahan vitamin bagi penguatan rupiah hari ini.

Berdasarkan laporan ULN per akhir Mei 2019, bank sentral melaporkan bahwa pertumbuhan utang cenderung melambat, dengan kondisi yang diklaim lebih sehat.

Tercatat per akhir Mei 2019 ULN berada di level US$ 386,1 miliar, terdiri dari US$ 189,3 miliar utang pemerintahan dan sebanyak US$ 196,9 miliar merupakan utang swasta.

Angka tersebut tumbuh 7,4% secara year on year (yoy) atau lebih rendah dibandingkan catatan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,8% (yoy).

Baca: Rupiah Jadi Mata Uang Terlemah Kedua di Asia, Begini Prediksi Besok

"Pertumbuhan utang melambat, atau kecenderungan ULN stabil baik dari utang pemerintah maupun utang swasta. Hal ini menopang penguatan rupiah juga," ujarnya. 

Beberapa kondisi fundamental tersebut, dinilai Suluh sebagai amunisi lebih yang menjadikan rupiah lebih perkasa dibandingkan kurs regional Asia.

Bahkan, pada perdagangan besok (16/7/2019) kurs rupiah diyakini masih akan melanjutkan penguatan, di rentang Rp 13.850 per dollar AS hingga Rp 14.100 per dollar AS. 

Namun, sentimen hari ini dianggap hanya berlaku untuk pergerakan harian kurs rupiah saja.

Untuk jangka menengah dan panjang masih bergantung pada sentimen global.

Baca: Turki Abaikan Tekanan AS dan NATO, Rudal S-400 yang Dikirim Rusia Tiba di Dekat Ibu Kota Ankara

Bahkan, Suluh meragukan rupiah bisa bertahan di level bawah Rp 14.000 per dollar AS untuk waktu yang lama.

Halaman
1234

Berita Terkini