74 Tahun RI Merdeka, Ribuan Warga Subulussalam Masih Gunakan Rakit, Ini Titik Lokasinya

Penulis: Khalidin
Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menggunakan rakit untuk menyeberang sungai Souraya yang membelah Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, Jumat (16/8/2019).

74 Tahun RI Merdeka, Ribuan Warga Subulussalam Masih Gunakan Rakit, Ini Titik Lokasinya

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Meski Indonesia telah merdeka 74 tahun, namun di Kota Subulussalam hingga kini masih ada masyarakat harus menggunakan takit sebagai sarana transportasi penyeberangan.

"Hingga sekarang jembatan belum tuntas dibangun jadi warga setiap hari menggunakan rakit," kata Maharuddin salah seorang warga Kecamatan Rundeng epada Serambinews.com, Sabtu (17/8/2019).

Menurut Maharuddin, pekerjaan jembatan rangka baja ini sebenarnya telah dimulai 2014 lalu namun hanya berjalan hingga tiga mata anggaran.

Kini, kemajuan pembangunan jembatan baru sebatas tiang dan abutment. Akibatnya, ribuan masyarakat di kedua wilayah terpaksa naik rakit untuk dapat menyeberang ke desa-desa lain.

Mengenal Azhari Cagee, Komandan Bom yang Dipukul Oknum Aparat saat Demo Bendera Bintang Bulan

Pengadilan Tipikor Banda Aceh Tetapkan Jadwal Sidang Kasus Darmili, Rabu 21 Agustus. Ini Agendanya

Aceh Barat Gelar HUT ke-74 RI di Yonif 116/GS

Warga pun berharap Pemko Subulussalam mengebut pembangunan jembatan Dah, Kecamatan Rundeng yang menghubungkan ke Kecamatan Sultan Daulat.

Pasalnya, akibat belum tersedianya jembatan di sana masyarakat masih mengandalkan rakit untuk menyeberang dan sering pula karam."Sudah sering warga karam saat menyeberang," kata Maharuddin

Pantauan di lapangan puluhan warga terus  mengantre demi mendapatkan jatah waktu penyeberangan dengan menggunakan transportasi air alias rakit.

Antrean panjang ini akan semakin membludak pada Sabtu lantaran merupakan pasar mingguan di Rundeng. Pada hari itu aktivitas warga tinggi sehingga mereka mulai mengantre dari pukul 07.00  hingga 19.00 jelang malam.

Maharuddin mengaku jembatan Dah bukan sekadar penghubung desa setempat namun menjadi akses vital bagi ribuan warga lainnya termasuk dari Kecamatan Sultan Daulat.

Ny Mutia Agung Sukoco, Setia Dampingi Suami Bertugas Hingga ke Papua

Ahli Astrofisika Asal Spanyol Temukan Planet Baru yang Bisa Dihuni Manusia, Seperti Apa?

KKB Papua Tembak 2 Anggota TNI, Pangdam Cendrawasih Sebut OPM Diduga Manfaatkan Momen HUT RI

Pasalnya, warga kerap memanfaatkan jalur melalui Dah akan mempersingkat waktu menuju Subulussalam atau sebaliknya.

Pun demikian warga sekitar seperti Dah, Sepadan dan Bunga Tanjung termasuk dari Sultan Daulat atau Aceh Selatan yang memiliki keperluan ke Rundeng. Warga pun menyampaikan harapannya akan penyelesaian jembatan tang telah dibangun sejak tiga tahun silam ini.

Selama ini warga hanya mengandalkan  satu rakit hanya mampu memuat paling banyak empat sepeda motor dan enam penumpang. "Susah kalau harus menunggu seperti. Terlalu lama. Apalagi rakit yang ada untuk penyeberangan hanya sebanyak tiga rakit," ujar Maharuddin saat akan menyeberang dengan rakit

Harapan warga sangat beralasan. Pasalnya, menurut warga akibat sudah sering terjadi kecelakaan rakit tenggelam atau karam.

Berdasarkan informasi, kasus rakit karam lebih tiga kali. Peristiwa rakit karan yang terbaru terjadi tiga hari lebaran lalu. Kasus serupa juga pernah terjadi tiga bulan lalu. Satu unit beca yang diangkut sempat tenggelam namun berhasil ditemukan.

HUT Ke 74 RI, Ini Periah Juara Tarik Tambang Pemkab Aceh Barat

Cinta Segi 3 Prada DP, Hamili Vera Sebelum Jadi Anggota TNI, 4 Kali Berhubungan Badan dengan Serli

Fraksi PA DPRK Pidie Minta Usut Tuntas Pemukulan Azhari Cagee

Desa Dah merupakan penghubung antara sejumlah desa di Kecamatan Runding termasuk Sultan Daulat menuju ibu kota kecamatan atau ke Kota Subulussalam. 

Hingga saat ini masyarakat masih hidup di jaman rakit karena armada penyeberangan di sana mengandalkan rakit. Proyek jembatan rangka baja yang dibangun sejak 2014 lalu hingga kini belum selesai atau hanya sebatas tiang pancang dan abotmen.

Warga pun mempertanyakan kapan jembatan di sana tuntas lantaran dua tahun terakhir tidak ada pekerjaan lanjutan. Sementara ribuan masyarakat yang selalu melintas mengandalkan rakit.(*)
  

Tebar Isu Wasit Diancam Pakai Pistol, Persiraja Desak PSSI Panggil Pelatih PSMS Rahman Gurning

Tanggapi Kasus Pemukulan Anggota Dewan, M@PPA: Terima Kasih Pak, Anda Masih Profesional

Baku Tembak dengan KKB Egianus Kogoya, 2 Anggota TNI Terluka di Jayawijaya, Begini Kronologinya

Berita Terkini