Para pemukim Yahudi hidup dalam serangkaian kantong khusus Yahudi yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.
Pada tahun 1994, Baruch Goldstein, seorang pemukim Yahudi Israel-Amerika, menembak mati 29 Muslim Palestina ketika mereka sedang beribadah di dalam masjid.
Sejak itu, otoritas Israel membagi kompleks Masjid Ibrahimi menjadi dua, bagian Muslim (45 persen) dan bagian Yahudi (55 persen).
Pejabat Palestina kerap menyuarakan ketidakadilan perlakuan Israel terhadap kaum Muslim dalam penggunaan masjid itu.
Pada akhir Agustus 2019 lalu, otoritas Israel menutup Masjid Ibrahimi bagi aktivitas ibadah Muslim, dan membukanya untuk liburan Yahudi.
"Pihak berwenang Israel mengatakan kepada kami bahwa masjid akan ditutup dari Kamis pagi hingga Jumat pagi," kata Raed Maswadeh, Direktur Hubungan Masyarakat untuk Sumbangan Hebron, Kamis (29/8).
"Situs ini ditutup untuk umat Islam sementara tetap terbuka untuk pemukim Yahudi yang diizinkan untuk melakukan ritual Talmud di bawah perlindungan polisi," kata pejabat Palestina ini.
Dia menambahkan bahwa para pemukim mendirikan tenda di halaman luar masjid dan melakukan ritual Talmud.
Kementerian Wakaf Palestina menyerukan kepada masyarakat internasional dan organisasi internasional untuk "memikul tanggung jawab hukum dan moral terhadap penderitaan rakyat Palestina di Al-Khalil."
Kementerian Wakaf Palestina menyebut kunjungan Netanyahu ke Hebron adalah "eskalasi yang serius, prasangka terhadap perasaan umat Islam dan mungkin menyeret kawasan itu ke perang agama dengan konsekuensi yang tidak diharapkan".
Situs Suci Tiga Agama
Penelusuran Serambinews.com dari berbagai sumber, orang-orang Yahudi menyebut kompleks Masjid Ibrahimi ini sebagai "Gua Machpelah", sementara media Barat menyebutkan "Gua para Leluhur".
Israel dan Barat mengklaim kompleks ini adalah milik leluhur mereka yang dibeli oleh Abraham (Nabi Ibrahim) sebagai lokasi pemakaman untuk keluarganya.
Karena itu, di kompleks ini terdapat kuburan Nabi Ibrahim dan istrinya Sara/Siti Sarah, serta dua anak dan menantu mereka yaitu, Ishak bersama istrinya Ribka/Rifqah, dan Yakub beserta istrinya Lea/Laila.
Periode Perang Salib telah mengubah wajah Hebron.