Pemblokiran jalan menuju objek wisata masih dilakukan kaum wanita.
Sejumlah wanita meminta pengunjung pulang yang datang ke objek wisata tersebut.
Pantauan Serambinews.com, Senin (12/8/2019), sejumlah wanita didominasi mak-mak duduk di tembok Mantak Tari.
Sejumlah sepeda motor diparkir di tengah jalan.
Setiap pengunjung yang datang menggunakan roda dua maupun roda empat mereka halau.
Baca: Ratusan Massa Didominasi Ibu-ibu Bakar Kios di Objek Wisata Mantak Tari Pidie
"Maaf objek Mantak Tari kami tutup, di Mantak Tari itu sering terjadi maksiat. Kami takut maksiat yang akan mengundang bencana," kata salah seorang berbadan gempal saat ditanya Serambinews.com, Senin (12/8/2019).
Kadisparbudpora Pidie, Apriadi SSos, kepada Serambinews.com, Senin (12/8/2019) mengatakan, pihak dinas belum menggelar rapat dengan dengan tokoh masyarakat Simpang Tiga, guna menyelesaikan persoalan objek wisata Mantak Tari.
Karena, menurutnya, Camat Simpang Tiga harus melaporkan persoalan tersebut kepada bupati.
"Pak Camat telah melaporkan kepada dinas, seharusnya camat melaporkan juga kepada Pak Bupati. Walau pun nantinya Pak Bupati akan memanggil Disparbudpora," jelasnya.
Ia menyebutkan, camat melaporkan persoalan itu kepada bupati, sebab masalah Pantai Mantak Tari terjadi di dalam kawasanya.
Rp 5 Miliar Terancam
Lokasi wisata Pantai Mantak Tari, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie masih ditutup sejak dua pekan lalu hingga, Selasa (6/8/2019).
Kondisi itu tidak sepadan dengan rencana rehabilitasi kawasan wisata itu dari pemerintah pusat sebesar Rp 5 miliar pada tahun depan.
Baca: Kaget Bertemu Taruna dengan Tinggi 190 Cm, Iriana Jokowi Sontak Menengadah dan Bilang Ini
Keputusan masyarakat setempat juga menghalang masyarakat yang hendak berliburan setiap akhir pekan berwisata di pantai eksotik berpasir hitam.
Bahkan, rencana membenahi Pantai Wisata Mantak Tari pada 2020 dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) terancam gagal.
Padahal pusat telah respon dan memberi dana Rp 5 miliar untuk membenahi Pantai Mantak Tari itu.
"Kalau terus seperti ini, dikhawatirkan dana rehabilitasi Rp 5 miliar untuk Mantak Tari dari pemerintah pusat akan gagal,” ujar Syammi, SP, Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pidie, Selasa (6/8/2019).
Syammi menyebutkan fasilitas yang akan dibangun pada 2020 berupa agazebo (pondok) untuk pengunjung, kios kuliner serta cinderamata, sumber air bersih, gapura dan kamar ganti.
Baca: 5 Fakta Ayah Siksa Anak Tiri hingga Tewas, Jasad Korban Dikubur di Lereng Bukit
Dikatakan, proyek rehabilitasi telah ada dalam Detail Engineering Desaign (DED), termasuk dikuatkan dengan peraturan bupati (Perbup), kemudian rekomendasi dari tiga keuchik yakni Gampong Kupula, Lampoh Awee dan Mantak Raya.
"Ada lagi surat rekomendasi camat serta surat pembebasan lahan dari bupati. Nah, jika kondisi sekarang diketahui pusat, apa jadinya. Bisa jadi uang sudah disetujui dialihkan ke lokasi lain, " tutur Syammi.
Dia berharap, rencana musyawarah yang akan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Adha dapat diwujudkan..
"Kita malu juga, sebab semua unsur administrasi telah beres, tinggal tunggu realisasi tapi sudah jadi begini, " katanya.
Dikatakan, dana itu bersumber dari DAK Kementerian Pariwisata RI, malahan pada 2019 telah dianggarkan untuk pembenahan Pantai Pelangi dengan nilai Rp 2, 4 miliar.(*)
Baca: Kisah 2 Lansia Tinggal Serumah Dengan Kambing, Tapi Bukan Kambing Mereka, Tak Ada Bantuan Pemerintah