Ia menambahkan, persoalan penyelesaian objek wisata Manta Tari telah berulangkali digelar rapat.
Bahkan, terakhir dilaksankan pada tanggal 3 September 2019 oleh forum pengendali konflik dari kabupaten.
Rapat terakhir itu dihadiri enam keuchik, tokoh masyarakat, imum mukim, Kepala Kepala Kesbangpol Pidie, Zulfikar, mewakili akademisi Umar Mahdi dan Muspika Kecamatan Simpang Tiga.
" Rapat tersebut hanya mendengar keluhan warga," pungkasnya.
Kios Dibakar
Sebelumnya ratusan warga dari Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Minggu (8/9/2019) sekitar pukul 06.00 WIB, merusak kios di objek wisata Mantak Tari kecamatan tersebut.
Massa yang dominan kaum ibu juga membakar belasan kios yang dibangun di pinggir laut Mantak Tari.
Baca: Mualem Diserang Hoaks, Beredar Screen Shot Bendera Kita Merah Putih, Jubir KPA Angkat Bicara
Kios yang dibangun dari bambu beratap rumbia dan sebagian beratap seng persisnya di bawah pohon cemara.
Pantauan Serambinews.com, Minggu (8/9/2019) saat ini massa telah bubar di objek wisata Mantak Tari.
Massa juga merusak tulisan nama pantai Mantak Tari yang dibangun tahun 2018, dengan anggaran APBA.
Hanya puluhan personel polisi berbaju dinas dan preman masih bertahan di lokasi kejadian.
Puing-puing kios sisa dibakar dan dirusak masih berserakan di lokasi objek wisata Mantak Tari.
Aksi Emak-emak sebelumnya
Sebelumnya ratusan kaum ibu dari lima gampong di Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Minggu (28/7/2019) sekitar pukul 07 00 WIB, menutup pantai Mantak Tari.
Emak-emak itu berasal dari Gampong Kupula, Meunasah Lhee, Mantak Raya, Lampoh Awe dan Pulo Gajah Mate.