Berita Aceh Selatan

Tapaktuan, Kota Minangkabau Kedua di Pesisir Barat Aceh

Penulis: Taufik Zass
Editor: Yusmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan Kota Tapaktuan yang Dilihat dari Gunung Lampu. (Foto: panoramio.com)

Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada masa Perang Paderi. Di mana pada masa itu banyak dari masyarakat Minang yang menghindar dari pergolakan dan penjajahan Hindia Belanda.

Dalam percakapan sehari-hari, kelompok masyarakat ini menggunakan Bahasa Minangkabau dialek Aceh, atau yang dikenal dengan Bahasa Aneuk Jamee.

Bahasa Jamee merupakan Bahasa Minangkabau yang telah menyerap beberapa unsur dan kosakata Bahasa Aceh.

Baca: Terbentuk Tiga Fraksi di DPRK Aceh Singkil, Golkar Fraksi Paling Gemuk

Baca: Permukaan Jalan Nasional di Keude Paya Abdya Turun Membentuk Lubang, Bisa Membahayakan Pengendara

Baca: DPRK Aceh Tengah Gelar Rapat Dengar Pendapat Soal Penolakan Tambang

Kini kebanyakan masyarakat Suku Aneuk Jamee, terutama yang mendiami kawasan yang didominasi oleh Suku Aceh, misalnya di Kabupaten Aceh Barat, umumnya juga menguasai dan menggunakan Bahasa Aceh sebagai bahasa pergaulan sehari-hari.

Sementara di kawasan dengan populasi yang lebih didominasi oleh suku Aneuk Jamee, seperti di beberapa kecamatan di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya, bahasa Aneuk Jamee digunakan secara lebih luas. (*)

Berita Terkini