Kerusuhan Demo di DPR, Polisi Tetapkan 12 Pelajar & 24 Mahasiswa Tersangka, Dianggap Serang Petugas

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan mahasiswa saat dihadang oleh pihak kepolisian yang berjaga pada aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019). Dalam aksinya ribuan mahasiswa menolak Revisi UU KPK dan menolak RKUHP. Tribunnews/Jeprima

"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari.

Tewasnya Randy tentu membawa duka mendalam untuk keluarganya.

Sang kakak sempat histeris hingga pingsan dan tak bisa berdiri lagi.

Ayah Randy juga nampak histeris saat pulang selepas melaut.

Terlebih, sang ayah terlambat tahu jika sang anak sudah meninggal dunia lantaran masih melaut.

Reaksi ayah Randi viral di linimasa Twitter.

Akun @caramelbil mengunggah video singkat saat ayah Randi digandeng para tetangga menuju rumah yang sudah ramai pelayat.

Sang ayah hanya menaruh wajah kebingungan dengan jala di tangan.

Saat mulai mendekati rumah, ayah Randi mulai perlahan dekati rumah duka yang terdengar suara isak tangis dari luar.

Terlihat ayah Randi lempar jala di depan rumah dan bertanya-tanya pada semua orang yang datang.

"Ohaii ni yo? (Ada apa ini rame-rame?)" ujar ayah Randi menggunakan bahasa daerah.

Saat mulai memasuki rumah, semakin keras tangisan terdengar.

"Kalian apakan anakku" teriak ayah Randi mengetahui kematian anaknya.

"ini bapaknya mhs UHO korban aksi yang wafat tadi, baru pulang dari melaut, ga tau apa2 terus nanya

"kenapa rame-rame?"

pas naik liat jasad anaknya "kalian apakan anak ku"

ya Allah ambyar

#KendariBerduka," tulis akun @caramelbil.

Kronologi Ricuh

Mahasiswa menggelar aksi di depan Gedung DPRD Sultra pukul 11.30 wita.

Ketua DPRD Sultra minta perwakilan mahsiswa untuk melakukan audensi.

Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu, tapi tak berapa lama massa terbelah.

Ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD.

"Ada sebagian elemen mahasiswa yang memaksakan kehendaknya untuk masuk ke gedung DPRD.

Ada sebagian elemen yang bersedia audensi," ujar Harry.

Kericuhan mulai terjadi, sekitar pukul 15.30 dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka.

Luka Randy

Sudah disebutkan jika luka di dada kanan Randy cukup parah.

Namun belum bisa dipastikan penyebab luka selebar 5 cm dan kedalaman 10 cm ini.

"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari

Untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil autopsi.

Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.

"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.

Bantahan Polisi

AKBP Harry Golden Hart mengatakan, hingga kini penyebab luka di dada Randi masih diselidiki.

"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa."

"Saat ini korban dibawa dari RS Korem ke Kendari untuk otopsi," ujar Harry.

Harry mengatakan, polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat.

Untuk pengurai massa menggunakan gas air mata, water canon dan beberapa kendaraan.

Dia membantah, petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.

"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satu pun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry.

(TribunMataram.com/Asytari Fauziah/Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Polisi Tetapkan 12 Pelajar & 24 Mahasiswa Tersangka Kerusuhan Demo di DPR, Dianggap Serang Petugas

Editor: Salma Fenty Irlanda

Berita Terkini