Kerusuhan Demo di DPR, Polisi Tetapkan 12 Pelajar & 24 Mahasiswa Tersangka, Dianggap Serang Petugas

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan mahasiswa saat dihadang oleh pihak kepolisian yang berjaga pada aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019). Dalam aksinya ribuan mahasiswa menolak Revisi UU KPK dan menolak RKUHP. Tribunnews/Jeprima

Kerusuhan Demo di DPR, Polisi Tetapkan 12 Pelajar & 24 Mahasiswa Tersangka, Dianggap Serang Petugas

SERAMBINEWS.COM - Polisi menetapkan 12 pelajar dan 24 mahasiswa sebagai tersangka dalam kerusuhan demonstrasi yang terjadi di depan Gedung DPR RI Senayan.

Adapun para pelajar dan mahasiswa ini ditangkap karena dianggap sebagai pemicu kerusuhan, mulai dari penyerangan petugas hingga perusakan fasilitas umum.

Berikut ini rincian lengkap daftar tersangka demo di depan Gedung DPR RI yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa.

Tercatat 36 orang yang terdiri dari 12 pelajar dan 24 mahasiswa ditetapkan tersangka saat kerusuhan terjadi di Kompleks Parlemen Senayan pada 24-25 September 2019 lalu.

Berdasarkan data yang dimiliki Polda Metro Jaya, pada 24-25 September, tercatat 105 mahasiswa diamankan dengan rincian 24 orang ditetapkan sebagai tersangka dan 81 orang lainnya telah dipulangkan.

Sementara itu, 15 pelajar SMP dan SMA juga diamankan dengan rincian 12 orang ditetapkan sebagai tersangka dan 3 orang dikembalikan ke orangtua.

Adapun, pada 25-26 September, polisi mengamankan 15 mahasiswa dan 83 pelajar.

Baca: Masih Ingat Kasus Nenek 74 Tahun Dirudapaksa Pria Beristri, Begini Perkembangan Kasusnya

Baca: Irwandi Adang Tiyong dan Falevi ke DPRA, Surat Pemecatan Dikirim ke KIP Aceh  

Namun, belum ada informasi apakah ada yang ditetapkan tersangka dan jumlah orang yang dipulangkan.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan, para mahasiswa dan pelajar itu ditetapkan tersangka penyerangan dan pengrusakan fasilitas umum.

"Macam-macam (alasan ditetapkan sebagai tersangka) seperti menyerang petugas, pengrusakan secara bersama-sama dan bahkan ada yang melakukan pembakaran," kata Suyudi kepada wartawan, Jumat (27/9/2019).

Saat ini, para tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya.

Sementara, para pelajar yang berusia di bawah 18 tahun dititipkan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani, Jakarta.

"Ditahannya dengan dititipkan ke balai aman Handayani setelah melalui proses diversi dengan didampingi pihak Bapas," ujar Suyudi.

Suyudi menyebut para tersangka dijerat Pasal 170, 212, 214, 406,187 KUHP.

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa dilakukan oleh aliansi mahasiswa, pelajar, dan masyarakat sipil di berbagai daerah pada Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019) sehingga berujung ricuh dengan aparat keamanan di Kompleks Parlemen Senayan.

Demo tersebut digelar karena menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK). (Kompas.com/ Rindi Nuris Velarosdela)

Baca: Seorang Ibu Kandung Tega Sewa Pembunuh Bayaran Untuk Habisi Anaknya, Mayat Korban Ditinggal di Hutan

Baca: Tiyong: Jangan-jangan Itu Hoaks

Baca: Tak Hanya BEM UI, BEM UGM Juga Tolak Undangan Jokowi: Kami Tidak Ingin Jadi Alat Legitimasi Penguasa

Ibu Faisal Amir, Mahasiswa Luka Parah saat Demo di DPR Minta Pelaku Menemuinya, Akan Dimaafkan

Ibu Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia yang mengalami luka parah saat demo di depan kantor DPR meminta agar pelaku penganiayaan terhadap anaknya ditangkap dan dihadapkan padanya.

Ratu Agung, ibunda mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, Faisal Amir meminta keadilan bagi anaknya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) untuk menangkap pelaku penganiayaan terhadap putranya.

Ratu Agung bahkan meminta agar pelaku menemuinya secara langsung.

Faisal mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang saat aksi demo di Gedung DPR/MPR RI yang berujung ricuh pada Selasa (24/9/2019).

"Saya mohon dengan sangat kepada Komnas HAM untuk mengusut tuntas siapa pelaku kekejaman terhadap Faisal Amir," ujar Ratu saat bertemu para komisioner di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Ratu menegaskan, pihak keluarganya akan tetap melaporkan kejadian ini ke polisi guna menuntut keadilan agar pelaku yang membuat Faisal masuk rumah sakit diungkap.

Kendati demikian, Ratu akan memaafkan pelaku jika dipertemukan. "Saya minta tolong diusut. Hadapkan orangnya pada saya, saya akan maafkan," ujar dia.

Kuasa hukum Faisal dan keluarga, Sumadi Atmaja, mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kronologi singkat perisitiwa yang menyangkut Faisal ke Komnas HAM.

Sumadi juga mendesak Komnas HAM membuat tim pencari fakta (TPF) untuk mencari pelaku pemukulan terhadap Faisal.

"Mendesak Komnas HAM membentuk TPF, siapa pelakunya dan kita akan kawal.

Komnas HAM juga berjanji akan independen dan mengusut tuntas siapa pelakunya," kata Sumadi.

Faisal dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) RS Pelni oleh teman-temannya dan sejumlah pegawai proyek di kawasan Senayan pada Selasa kemarin, sekitar pukul 19.00 WIB. Faisal saat itu dalam kondisi tidak sadar.

Tim dokter di IGD RS Pelni kemudian memeriksa kondisi Faisal.

Hasilnya, Faisal mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang pada bahu kanan.

Faisal kemudian menjalani dua operasi. Operasi yang dijalani Faisal berjalan lancar. (Kompas.com/Christoforus Ristianto)

Baca: Shalat Gaib di Ruang Paripurna DPRA, Doa dari Aceh untuk Mereka yang Gugur

Baca: 3 Hari Menjelang Berakhir Jabatan, Fahri Hamzah Cerita Saat Ditawari Jadi Dubes oleh Jokowi

Tangis Pilu Ayah Randi, Mahasiswa UHO Tewas Saat Demo, Dijemput Saat Melaut: Kalian Apakan Anakku? (Kolase TribunMataram/Twitter @caramelbil) ()

Tangis Pilu Ayah Randi, Mahasiswa UHO Tewas Saat Demo, Dijemput Saat Melaut: Kalian Apakan Anakku?

Immawan Randy salah satu mahasiswa yang tewas saat ikut demo di depan DPRD Sulawesi Tenggara, ayahnya hanya bisa menangis histeris sepulang melaut.

Video viral yang memperlihatkan tangisan seorang ayah mahasiswa UHO yang tewas saat demo ramai di sosial media.

Sang ayah awalnya nampak kebingungan melihat keramaian di rumahnya.

Namun saat memasuki rumah, pria ini nampak berteriak histeris dan menangis.

Aksi yang diikuti Immawan Randy di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara berakhir ricuh hingga memakan korban jiwa.

Randy sendiri adalah mahasiswa semester 7 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo ( UHO), Kendari.

Mahasiswa ini meninggal dunia karena tembakan di dada.

Saat dibawa ke RS Ismoyo, Randy keadaannya sudah kritis bahkan tak tertolong.

Dokter RS Ismoyo, Yudi Ashari menjelaskan jika ada luka selebar 5 cm di dada kanan Randi.

Menurut penuturan Yudi, luka dengan kedalaman 10 cm itu diakibatkan oleh benda tajam, seperti dikutip TribunMataram.com dari Tribunnews.com.

"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam."

"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari.

Tewasnya Randy tentu membawa duka mendalam untuk keluarganya.

Sang kakak sempat histeris hingga pingsan dan tak bisa berdiri lagi.

Ayah Randy juga nampak histeris saat pulang selepas melaut.

Terlebih, sang ayah terlambat tahu jika sang anak sudah meninggal dunia lantaran masih melaut.

Reaksi ayah Randi viral di linimasa Twitter.

Akun @caramelbil mengunggah video singkat saat ayah Randi digandeng para tetangga menuju rumah yang sudah ramai pelayat.

Sang ayah hanya menaruh wajah kebingungan dengan jala di tangan.

Saat mulai mendekati rumah, ayah Randi mulai perlahan dekati rumah duka yang terdengar suara isak tangis dari luar.

Terlihat ayah Randi lempar jala di depan rumah dan bertanya-tanya pada semua orang yang datang.

"Ohaii ni yo? (Ada apa ini rame-rame?)" ujar ayah Randi menggunakan bahasa daerah.

Saat mulai memasuki rumah, semakin keras tangisan terdengar.

"Kalian apakan anakku" teriak ayah Randi mengetahui kematian anaknya.

"ini bapaknya mhs UHO korban aksi yang wafat tadi, baru pulang dari melaut, ga tau apa2 terus nanya

"kenapa rame-rame?"

pas naik liat jasad anaknya "kalian apakan anak ku"

ya Allah ambyar

#KendariBerduka," tulis akun @caramelbil.

Kronologi Ricuh

Mahasiswa menggelar aksi di depan Gedung DPRD Sultra pukul 11.30 wita.

Ketua DPRD Sultra minta perwakilan mahsiswa untuk melakukan audensi.

Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu, tapi tak berapa lama massa terbelah.

Ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD.

"Ada sebagian elemen mahasiswa yang memaksakan kehendaknya untuk masuk ke gedung DPRD.

Ada sebagian elemen yang bersedia audensi," ujar Harry.

Kericuhan mulai terjadi, sekitar pukul 15.30 dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka.

Luka Randy

Sudah disebutkan jika luka di dada kanan Randy cukup parah.

Namun belum bisa dipastikan penyebab luka selebar 5 cm dan kedalaman 10 cm ini.

"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata Yudi Ashari

Untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil autopsi.

Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.

"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.

Bantahan Polisi

AKBP Harry Golden Hart mengatakan, hingga kini penyebab luka di dada Randi masih diselidiki.

"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa."

"Saat ini korban dibawa dari RS Korem ke Kendari untuk otopsi," ujar Harry.

Harry mengatakan, polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat.

Untuk pengurai massa menggunakan gas air mata, water canon dan beberapa kendaraan.

Dia membantah, petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.

"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satu pun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry.

(TribunMataram.com/Asytari Fauziah/Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Polisi Tetapkan 12 Pelajar & 24 Mahasiswa Tersangka Kerusuhan Demo di DPR, Dianggap Serang Petugas

Editor: Salma Fenty Irlanda

Berita Terkini