Polisi sendiri sudah berupaya mengarahkan penyelesaian secara kekeluargaan.
Korban sendiri menurut AKP Dodi sudah berlapang dada untuk diselesaikan secara kekeluargaan namun pelaku justru lebih keras.
Bahkan, lanjut AKP Dodi, dari informasi yang mereka dapat di lingkungan masyarakat pelaku juga dikenal keras.
Kendati demikian, AKP Dodi memastikan tetap memproses masalah ini sesuai hukum.
Terkait korban, AKP Dodi mengaku telah membawa ke Puskesmas Sultan Daulat untuk divisum et repertum ( VeR). Sejauh ini, hasil visum belum diterima pihak kepolisian.
Kejadian itu diawali ketika pelaku datang menanyai permasalahan yang ditangani di sekolah lalu dijawab korban telah diatasi kepala sekolah.
Lalu korban dicubit dan tempeleng hingga kena pelipis.
Dikatakan, berdasarkan pemeriksaan, korban yang bernama Rahmah saat kejadian terjadi penamparan hingga membuat bekas memerah.
Tempeleng atau penamparan mengenai pelipis korban hingga ada bekas merah. Lalu terjadi penarikan hingga membuat jilbab korban terkoyak.
”Tapi semua ini nanti akan kita lihat dari hasil visum, Senin nanti sudah keluar. Memang jilbabnya koyak, dan sudah melapor ke polisi kita tangani,” ujar AKP Dodi.
Seperti diberitakan sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Subulussalam tepat beberapa hari sebelum peringatan hari guru nasional.
Rahmah (35) seorang guru honorer di Sekolah Dasar (SD) Negeri Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dikabarkan dianiaya oleh wali murid hingga mengalami luka memar dan shock berat.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, penganiayaan terhadap Rahmah guru honorer tersebut terjadi Rabu (20/11/2019) lalu namun baru heboh pada Sabtu (23/11/2019) hari ini.
Heboh lantaran banyaknya warga mengecam aksi main hakim terhadap guru di Kota Sada Kata ini.
Apalagi kejadian ini di tengah momen menjelang hari guru nasional