"Itulah kebijakan yang saya pikir tidak sesuai dengan peraturan. Jadi apa yang diucapkan itu menjadi peraturan, apa yang disebutkan itu menjadi peraturan."
"Contoh ketika ada waktu sharing session umurnya sudah 36 tahun kemudian meminta pada Pak Ari untuk dilanjutkan pegawainya menjadi 46, hari itu juga jadi 46," jelas Zaenal.
Akibatnya Zaenal menyebut bahwa gaya kepemimpinan Ari Askhara seperti kepemimpinan gaya kerajaan.
"Artinya ini kan orang-orang seperti ini memimpin dengan gaya-gaya kerajaan, negara, apa pusat publik."
"Itu yang saya (pikir) aneh bagi kami mbak," ujarnya.
Tak berhenti di sana, Zaenal juga mengatakan bahwa Ari Askhara telah mengabaikan hak kelompoknya untuk berserikat.
"Diabaikannya hak berserikat dan berorganisasi kami sejak 2014 pada saat kepemimpinan Beliau."
"Di bulan Juli kami minta perundingan PKB, perjanjian kerja sama itu diabaikan sama mereka sampai saat ini kami masuk ke PHY," jelas dia.
• Ditempel di Dinding Galeri Seni, Pisang Dilakban Ini Terjual Rp 1,6 M
• Tak Punya Momongan Setelah 3 Tahun Menikah, Wulandari Nekat Culik Bayi Tetangga dan Bohongi Suami
Lihat videonya mulai menit ke-1:11:
Pada kesempatan itu, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu turut mengomentari pemecetan eks Direktur Utama Garuda, Ari Askhara.
Said Didu mengungkapkan bahwa Ari Askhara merupakan sosok yang istimewa di BUMN.
"Nah Ari ini agak istimewa loh di BUMN," ujar Said Didu.
Said Didu mengatakan demikian lantaran Ari Askhara dengan mudah mendapat jabatan penting di BUMN dalam selang waktu yang relatif pendek.
"Tahun 2014 baru masuk BUMN langsung direksi. Biasa, tapi dalam waktu empat tahun dia lima kali pindah menjadi direksi dan terakhir Dirut Garuda," jelas Said Didu.
Said Didu menduga, Ari Askhara selama ini diistemewakan oleh Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno.