Fransiska saat itu berjalan-jalan sendirian, berbicara sendiri dan baru bisa tidur pada larut malam.
Keadaan tersebut memaksa Martinus berjuang seorang diri menghidupi keluarga.
Memasak sendiri untuk anak dan istri
Martinus yang tunanetra sejak lahir, mau tidak mau harus menggantikan peran istrinya.
Martinus selalu memasak makanan untuk anak dan istrinya.
Tetangga Martinus, Donikus Wangku mengatakan, Martinus selalu memasak setiap hari.
Ia biasanya meraba beras dan memilih periuk yang akan digunakan.
Periuk tersebut kemudian diletakkan di atas tungku api secara perlahan.
Adapun, beras yang dimasak merupakan pemberian tetangga.
"Masakan nasi dan sayur Bapak Martinus ini sangat enak untuk mereka makan bertiga," ujar Wangku.
• Pembunuhan Istri Direkonstruksi, Tusukan Pisau Dapur Empat Kali ke Perut
• Mantan Pacar Beberkan Gelagat Azura Luna Penipu Ulung Buruan Interpol, Sebut Hidup Bak Putri
Keadaan rumah memprihatinkan
Martinus dan keluarganya tinggal di Kampung Mano-Nancang, yang berada di pedalaman Manggarai Timur.
Jarak kampung tersebut dari Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur sekitar 43 kilometer.
Mereka tinggal di sebuah rumah reyot berukuran 5x6 meter.
Lantainya dari semen, sementara dinding terbuat dari papan dan atap menggunakan seng.