Tak ada lauk pauk istimewa, seperti orang biasanya ketika menyantap makanan sehari-hari.
Adapun saat ini DI diduga tinggal di sebuah penampungan pengungsi eks ISIS di daerah Provinsi Hasakah, Suriah bersama kedua anaknya.
Warjinem mengatakan DI dan dua anaknya kesulitan makan karena kebutuhan bahan pokok yang dijual di penampungan mahal.
Adapun saat ini DI diduga tinggal di sebuah penampungan pengungsi eks ISIS di daerah Provinsi Hasakah, Suriah bersama kedua anaknya.
Warjinem mengatakan DI dan dua anaknya kesulitan makan karena kebutuhan bahan pokok yang dijual di penampungan mahal.
Warjinem dan Paidin saat ini bekerja sebagai penjual susu keliling dan tukang pijat.
Hasil keringat mereka kemudian ditabung untuk membantu DI dan kedua anaknya bertahan hidup di Suriah.
8. Mengiba ke Presiden Jokowi
Warjinem menuturkan DI sebenarnya ingin pulang ke Indonesia dan bertemu dengan keluarganya.
Ibu 2 anak perempuan itu pun kebingungan ingin meminta pertolongan kepada siapa, supaya putri sulungnya itu bisa kembali ke pelukannya.
“Kami juga bingung, saya ini warga negara yang baik semua perintah saya ikuti, saya mohon dibantu, kami ini korban mohon dibantu pemulangan anak saya, anaku cepat segera pulang ke Indonesia,” tutur dia.
“Anak saya sebenarnya sudah ingin pulang ke Indonesia, ke tanah kelahirannya,” katanya.
Warjinem pun mengiba ke Presiden Indonesia, Jokowi, yang disebutnya sama-sama wong Solo.
"Kami memohon kami orang Solo se-daerah,"
"Saya ingin memohon, Pak (Jokowi) tolong Pak, saya orang Solo warganya (agar) dibantu. Anak saya diambil, dia perempuan tidak tahu apa-apa,"
"Pak mohon, Pak Jokowi, pulangkan anakku, Ya Allah aku orang Solo, mohon dibantu mohon dibantu pulangkan anak saya ke Indonesia, ke Solo," kata Warjinem.
9. Larang Anak Bungsu Berorganisasi
Berdasarkan pengalaman yang dialami DI, ia kemudian melarang anak bungsunya untuk ikut sejumlah organisasi apapun itu.
Larangan tersebut agar tidak terjadi kepada anak bungsung seperti yang dialami anak sulungnya yang dibawa kabur DI ke Suriah.
“Tidak boleh ikut organisasi, tidak boleh, jangan, tidak boleh anak saya ikut organisasi,” ujar Warjinem tegas.
Warjinem merasa kampus menjadi lokasi rawan penyebaran ajaran-ajaran seperti ISIS.
Itu membuatnya ngeri dan khawatir anak bungsunya ikut dibawa kabur seperti kakaknya.
“Saya takut di kampus itu agak rawan juga, pokoknya anak saya tidak boleh ikut organisasi,” tutur dia.
“Semenjak kejadian yang menimpa kakanya, saya tidak memperbolehkan,” imbuhnya membeberkan.
Warjinem juga sampai melarang anaknya untuk ikut organisasi keagamaan apapun.
“Organisasi keagamaan jangan, lebih baik mengaji sama bapak saja di masjid dekat rumah, pokoknya jangan,” ucapnya.
“Untuk reuni-reuni juga saya batasi, kami orang tua masih merasa takut,” pungkasnya. (*)
• Tak Mau Berbagi Harta dengan Mantan Istri, Pengusaha Ini Nekat Bakar Uang Tunai Rp 10 Miliar
• Haji Uma Syahadatkan Kembali Pemuda Aceh yang Sempat Pindah Agama
• Senator Aceh Minta Kemenlu Dampingi 32 Nelayan Aceh di Thailand
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul 9 Fakta DI Diajak Suami Gabung ISIS: Dibawa Kabur saat Hamil Tua hingga Terlunta-lunta di Suriah