Merawat Melayu dari Yala

Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teuku Dadek SH, Asisten II Setda Aceh.

Merawat Melayu dari Yala

 

Teuku Dadek, S.H., Asisten II Setda Aceh, melaporkan dari Yala, Thailand

Provinsi Yala, Thailand, adalah salah satu dari pecahan Pattani bersama dengan Naratiwat.  Yala (dalam bahasa Thai ยะลา) merupakan wilayah (changwat) Thailand yang terletak di bagian paling selatan. 

Yala bertetangga dan berdekatan dengan Songkhla, Pattani, Narathiwat, dan Satun. Yala juga berbatasan dengan Perak dan Kedah, Malaysia.

Sepanjang perjalanan ketika memasuki wilayah Pattani dan Yala, di jalan raya terdapat pos-pos penjagaan tentara Thailand.

"Lagee watee tanyoe konflik away (Seperti pada masa konflik kita dulu," komentar spontan salah seorang penari dari Aceh Utara.

Pos-pos militer di pintu masuk highway memang mirip dengan pos jalan Banda Aceh-Medan atau Meulaboh-Medan. Di pos- pos tersebut diparkir truk militer yang sudah dimodifikasi.

Kehadiran pos tersebut mengingatkan saya pada kondisi Aceh saat masa konflik. Sejak masuk Hat Yai rasa "trauma" itu kembali hadir di benak saya. Terutama saat terlihat blokade karung pasir atau pun balok-balok yang dicat loreng militer sebagai pos pemeriksaan (check point).

VIDEO - Trump Jemawa Lolos Pemakzulan, Sindir Pelosi Dalam Pidato Resminya

Bupati Aceh Barat Kukuhkan Forum Aksi Genre

Puluhan Pecandu Narkoba Usia Produktif Direhab Jalan, Ini Pengharapan Kepala BNN Kota Banda Aceh

Di titik inilah dilakukan clearance terhadap apa dan siapa saja yang masuk ke Pattani dan Yala. Namun, tentara yang berjaga di pos tidak memeriksa sampai ke dalam mobil van yang kami tumpangi. Mereka juga menunjukkan keramahan dengan tetap siaga.

Sedangkan di dalam kota tidak terkesan konflik sedang berlangsung. Nadi kota berdenyut normal, pasar kuliner ramai yang kunjungi, dan tom yam paling banyak dijajakan.

"Di sini tom yam ada tiga warna, merah banyak cabainya; putih tanpa cabai sehingga anak-anak pun bisa makan; dan yang warna susu adalah yang paling lemak," terang Usman, salah satu penduduk Satun.

Kuliner lainnya di pagi hari ada nasi krabu yang berwarna hijau, mereka juga menyebutnya nasi minyak, ada juga nasi lemak berwarna kuning.

Memang mulai 2004 pemberontakan di selatan Thailand semakin menjadi-jadi, bahkan tahun 2008 angka kematian akibat konflik di Negeri Siam ini mencapai 3.000 orang.

Dugaan sementara bahwa para pemilik restoran tom yam di Malaysia ikut mendanai pemberontakan ini.

Tom Yam Terenak

Rupanya tom yam yang paling enak dan asli itu berasal dari Yala. Yala adalah salah satu dari lima provinsi berpenduduk muslim dan etnis Melayunya mayoritas, selain Songkla, Pattani, Naratiwat, dan Satun.

"Lima provinsi ini pernah mengajukan agar hari libur dilaksanakan Jumat dan Sabtu, namun Pemerintah Thailand belum mengabulkannya. Namun, istimewanya di lima provinsi ini diberikan cuti untuk Idul adha dan Idulfitri, dan hari-hari besar agama lainnya," ujar Usman.  Akan tetapi, cuti hari raya tidak diperkenankan untuk provinsi lain. Penduduk Yala tidak seluruhnya muslim, banyak juga yang Buddha, Kristen, Hindu, dan lainnya.

"Etnis Melayu tinggal dalam Kota Yala bersama etnis Cina, sedangkan Siam berada di pinggiran Yala," terang Muhammad Saleh, pemilik Warung Melayu.

Di Yala umumnya tidak sulit untuk membedakan makanan halal dan nonhalal. Cukup dengan melihat wanita yang berjualan dan hiasan dinding di setiap kedai yang memberikan kesan halal atau tidak. Kalau wanitanya berjilbab, berarti makanan dan minuman di kedai itu semuanya halal.

Melayu Day

Sejak 7 hingga 9 Februari 2020 Yala menyelanggarkan Melayu Day Ketujuh Tahun 2020 atau tahun 2563 hitungan Buddha.

Festival ini khusus menampilkan tarian etnis Melayu dari wilayah Nusantara lama, mulai dari Indonesia, Malaysia hingga Thailand.

Tarian yang ditampilkan bukan hanya tradisi, tetapi juga kreasi baru. Sukabumi, Waringin, Jakarta, Medan, dan Aceh mengirimkan tim tarinya ke Festival Melayu ini.

Begitulah Yala, provinsi yang dipimpin oleh gubernur yang muslim, ditunjuk oleh pemerintah pusat menjadi pemimpin di Yala, namun memiliki visi Melayu yang kuat.

"Saya tidak tahu siapa nama kepala daerah di Yala karena mereka ganti ganti-ganti terus dan ditunjuk oleh pemerintah pusat," ujar salah satu masyarakat Yala yang saya tanyai.

Melayu Day bukan hanya dilaksanakan untuk tari, tapi juga ada pameran kerajinan dan perlombaan untuk anak-anak sekolah.

Senator Aceh Minta Kemenlu Dampingi 32 Nelayan Aceh di Thailand

Salah satu acara adalah lomba bercerita solo di mana seorang siswa harus bercerita dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Melayu, Inggris, dan Thailand.

Kelihatan bahwa sejak kecil anak-anak Yala dididik punya semangat nasionalisme Thailand, tapi berbudaya global dan  lokal.

Melayu Day dilaksanakan di Chang Peuh , Lapangan Gajah Putih, sebagai upaya melestarikan budaya Melayu. Peuh adalah supak, bukan putih sebagai warna putih di mobil.

Saya katakan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Aceh, Jamaluddin MSi agar saat Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke depan juga diundang peserta dari berbagai negara.

Lima Provinsi Yala, Songkla, Naratiwat, Satun, dan Pattani adalah target kunjungan wisata ke Aceh.

"Kita berharap penduduk lima provinsi ini bisa ke Aceh sebagai bukti sukses kita menggaet masyarakat Melayu Penang, Kedah, dan Johor serta bagian lain Malaysia," ujar Ramadhani Kabid Pariwisata  di Dinas Budpar Aceh.

"Wilayah Melayu saja kita belum habis memperkenalkan wisata halal Aceh, apalagi ke kawasan lain," ujar Dani.

Yala adalah pusat pendidikan, terutama pusat pendidikan kolej, polisi, dan keperawatan. "Bagaikan Yogya, tetapi kalau kuliah orang Yala lebih banyak ke Yogya, Palembang, dan lainnya," ujar Usman.

Makanya Melayu Day banyak diikuti oleh perguruan tinggi, termasuk Universitas Syiah Kuala.

Pada acara Melayu Day ini banyak sekali perguruan tinggi yang ikut serta. Itu mereka lakukan dalam rangka menarik mahasiswa dari Yala ke universitas mereka.

Atlet PON Aceh Batal Latihan ke Cina, Ini Penyebabnya

Jack Ma Borong Montong

Durian montong adalah salah satu wisata buah yang terkenal di Yala. Sekarang lagi musim mangga, jeruk atau limau manis, sawo, dan lainnya. Bahkan di Thailand juga dibudidayakan anggur dan kurma.

Montong adalah salah satu buah favorit di Yala dan seluruh Thailand. "Sekarang belum musim, nanti akan musim sekitar bulan Agustus," ujar Usman.

Setiap kali musim durian Montong sudah diijon oleh Jack Ma, Bos Alibaba. "Sebagian besar montong Yala sudah dibeli oleh Jack Ma meskipun  belum berbuah," kata Usman.

Jack Ma rupanya menjual kembali durian montong tersebut di luar Thailand, terutama di Cina. "Harganya bisa mencapai lima kali lipat dibandingkam di Yala, bahkan lebih," ungkap Usman.

Di samping duren, kelapa Thailand atau di Indonesia disebut pandang wangi juga menjadi salah satu favorit di Yala. Harganya sekitar Rp 90.00 per buah. Kelapa Thailand ini enak dinikmati murni, apalagi kalau sudah direndam dalam peti es. Rasanya yang manis dan khas membuat kelapa Thailand jadi kuliner favorit, belum lagi nanas.

"Pendeknya sebagian  besar buah Thailand adalah manis," ujar Supot, salah satu warga Satun, Thailand.

Larangan Bicarakan Raja

Di sudut Kota Yala banyak terdapat foto Raja Thailand yang baru, bernama Maha Vajiralongkorn. Raja muda ini begitu berwibawa dalam fotonya mengenakan baju kebesaran kerajaan.

Saat ditanya kepada Usman sebagai guide tour untuk menjelaskan tentang Raja Thailand beliau mengatakan sebagai guide dia tidak boleh menjelaskan tentang kerajaaan, karena takut salah.

Sebab, kalau salah, lalu ada yang melaporkan, maka hukumannya berat. "Bisa dijatuhi hukuman gantung," ujarnya. Saya bergidik mendengarnya.[*]

Bupati Sarkawi, Pertanian Tulang Punggung Ekonomi Masyarakat Bener Meriah

Haji Uma Syahadatkan Kembali Pemuda Aceh yang Sempat Pindah Agama

MA akan Putuskan Kasasi Irwandi, FMPA Harap Doa Masyarakat Aceh

Berita Terkini