Kalimat dalam Alquran itu masih terlihat jelas, kendati ayatnya yang dilingkar mulai pudar.
Pada pinggir tulisan dibuat garis warna hitam dan merah.
Setelah dibuka beberapa bagian surat telah hilang.
Begitu juga dengan lembaran Alquran, ada yang mulai termakan usia.
Alquran tidak lagi berjilid.
Namun sebagai penggantinya dipasang jilid dari plastik transparan warna biru dengan perekat.
Harus bawa kain putih
Sore itu Serambinews.com yang datang bersama anak muda penyuka sejarah, Aini, Andri dan Agus boleh jadi paling beruntung.
Setelah wudhuk, tuan rumah membebaskan kami membuka peti, memegang tongkat dan membaca Aquran tulisan tangan sang aulia itu.
Kendati kami tidak bawa kain putih sebagai syarat.
Bagi yang ingin melihat dan memegangnya bisanya membawa kain putih.
Kain itu merupakan pengganti bungkus kain putih yang telah dipegang tangan.
Kebiasaan mengganti kain pembungkus setelah dipegang tersebut, dilakukan agar kain pembungkus tetap bersih sehingga tidak mempengaruhi tongkat besi.
“Biasanya bawa kain putih, tapi untuk kalian tidak apa-apa, nanti aku yang ganti masih ada banyak kain putih,” ujar Agus sambil senyum.
Generasi ke-13