Otoritas kesehatan Korea Selatan mengatakan masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi dalam hal ini.
Laporan Agus Ramadhan | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah Korea Selatan pada hari Jumat (10/4/2020) melaporkan sebanyak 91 pasien yang telah sembuh telah dinyatakan positif covid-19 untuk kedua kalinya.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Jeong Eun-kyeong mengatakan bahwa virus corona mungkin telah "aktif kembali" di dalam tubuh pasien dan bukan karena tertular kedua kalinya.
Otoritas kesehatan Korea Selatan mengatakan masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi dalam hal ini.
Mereka sedang melakukan penyelidikan epidemiologis untuk menjawab ini.
Melansir dari Straits Times, Sabtu (11/4/2020) Kecenderungan orang yang terinfeksi ulang oleh covid-19 menjadi perhatian internasional.
• Agus Suhendra Bek Bertahan Persiraja Tinggal Sebatang Kara di Mes Pemain Banda Aceh
• Bantuan Disalurkan, Saatnya Kejujuran Diuji
Karena begitu banyak negara yang berharap bahwa orang-orang yang terinfeksi akan meningkatkan kekebalan tubuh yang cukup untuk mencegah terinfeksi ulang covid-19.
Sejauh ini, Korea Selatan telah melaporkan 10.450 orang terifeksi virus dan 7.117 orang telah dinyatakan sembuh serta 208 dilaporkan meninggal.
"Jumlah terinfeksi akan mengalami kenaikan, 91 hanyalah jumlah awal untuk saat ini," kata Prof Kim Woo-joo, seorang profesor penyakit menular di Rumah Sakit Guro University Korea.
Senada dengan Direktur KCDC, Prof Kim juga mengatakan pasien kemungkinan "kambuh" sehingga terinfeksi kembali covid-19.
Menurut pakar kesehatan, hasil tes yang keliruh juga menjadi salah satu penyebabnya, atau terdapat sisa-sisa virus yang masih ada di tubuh pasien, namun tidak menular atau membahayakan dirinya dan orang lain.
"Ada interpretasi yang berbeda dan banyak variabel," kata Prof Jung Ki-suck, profesor kedokteran paru di Hallym University Sacred Heart Hospital.
"Pemerintah perlu membuat tanggapan untuk merespon masing-masing variabel ini" ujar Prof Jung.
Kota Daegu, yang mengalami wabah besar virus corona pertama di luar China, melaporkan nol kasus baru untuk pertama kalinya sejak akhir Februari 2020.