Mereka memilih menggunakan cara lebih praktis dengan hand sanitizer. Termaksud saat membersihkan tangan pada anak. Amankah ini dilakukan?
SERAMBINEWS.COM - Apakah berbahaya menggunakan hand sanitizer terus menerus.
Nah bagaimana jika digunakan pada balita. Bagaimana, bahayakah?
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sangat dianjurkan guna menjaga kebersihan tangan dari kuman dan virus.
Terkadang, sebagian orang seringkali merasa malas dan repot jika terlalu sering mencuci tangan, apalagi jika sedang bepergian ke luar rumah.
Mereka memilih menggunakan cara lebih praktis dengan hand sanitizer. Termaksud saat membersihkan tangan pada anak. Amankah ini dilakukan?
• Cara Mencuci Masker Kain, Tak Boleh Sembarangan
• Asyik, Sopir dan Abang Becak di Abdya Bisa Dapat Rp 600.000 per Bulan, Asal Ikut Ini
• Berani Pulang Kampung Selama Pandemi Virus Corona, Kepala Dinas Siap-siap Kehilangan Jabatan
Dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua ketika menggunakan produk hand sanitizer terhadap anak-anak.
Apalagi jika anak masih tergolong bayi dan seringkali memasukan apapun ke dalam mulutnya.
"Harus dipehatikan dia food grade atau enggak, jadi kalau kemakan apakah aman atau tidak," ucap dokter Reisa dalam diskusi yang disiarkan secara langsung melalui instagram, Selasa (24/3/2020).
"Sekarang banyak hand sanitizer yang tidak dianjurkan untuk penggunaan balita. Apalagi yang meracik sendiri tanpa BPOM," sambung dia.
Saat ini banyak bermunculan produk-produk Hand Sanitizer racikan yang tidak memiliki sertifikasi dari BPOM.
Menurutnya, sebaiknya orangtua tidak menggunakan hand sanitizer tersebut secara sembarangan ke anak.
Ia pun menganjurkan agar sebaiknya anak dibiasakan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dibandingkan hand sanitizer.
Cuci Tangan dengan Sabun Lebih Efektif
Selain tidak dianjurkan untuk anak-anak, penggunaan sabun dan air mengalir untuk mencuci tangan pada orang dewasa juga dinilai lebih efektif ketimbang dengan hand sanitizer.
Dokter Nanang Masrani selaku Associate Member of European College of Aesthetic Medicine & Surgery mengatakan penggunaan hand sanitizer secara berlebih akan berdampak kurang baik bagi kulit.
Hand Sanitizer yang berbasis alkohol bisa membuat kulit menjadi iritasi atau meningkatkan infeksi akibat gangguan kulit apabila sering digunakan.
Ia pun mengatakan bahwa penggunaan sabun, lebih direkomendasikan untuk membersihkan tangan sesering mungkin ketimbang dengan hand sanitizer.
"Penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol secara berlebihan untuk melindungi diri terhadap covid-19 dapat secara terbalik meningkatkan risiko iritasi bahkan infeksi melalui gangguan kulit," ucap dokter Nang.
"Tak hanya itu, hand sanitizer dapat juga menghilangkan bakteri alami pada kulit yang biasanya menangkis mikroorganisme parasit," imbuh dokter Nanang kepada TribunJakarta.com beberapa waktu lalu.
Membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir dinilai lebih baik.
Sebab, sabun dikatakan dr Nanang bisa menangkal berbagai jenis kuman yang seringkali menempel pada tangan.
Seperti Cryptosporidium, norovirus, hingga Clostridium difficile.
Meskipun penggunaan hand sanitizer juga baik dalam menonaktifkan banyak jenis mikroba, ia mengatakan bahwa orang seringkali menggunakan hand sanitizer dengan cara yang tidak tepat.
Seperti terlalu cepat menyeka ketika belum kering, hingga menggunakannya dalam volume yang tidak sesuai anjuran.
Hal ini justru membuat hand sanitizer semakin tidak efektif.
"Sebaiknya hand sanitizer yang digunakan memiliki konsentrasi Alcohol minimal 60 persen. Baca label produk untuk mengetahui jumlah yang benar kemudian tunggu sampai tangan benar-benar kering," katanya.
"Selain itu Hand sanitizer mungkin tidak seefektif ketika tangan tampak kotor atau berminyak, karena itu mencuci tangan dengan sabun dan air lebih dianjurkan," beber dia.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Ini Penjelasan Dokter soal Hand Sanitizer Digunakan Pada Balita, Boleh atau Tidak?,https://bogor.tribunnews.com/2020/04/14/ini-penjelasan-dokter-soal-hand-sanitizer-digunakan-pada-balita-boleh-atau-tidak?page=all