Virus Corona Serang Dunia

Laboratorium Wuhan Ternyata Sempat Musnahkan Sampel Virus, Diyakini Simpan 1.500 Virus Mematikan

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar para peneliti dalam laboratorium Wuhan

SERAMBINEWS.COM - Laboratorium Wuhan diyakini adalah tempat paling misterius yang kini mendapatkan banyak sorotan.

Laboratorium itu juga dituduh sebagai tempat yang menyebarkan virus corona.

Banyak dugaan mengatakan, bahwa ada kemungkinan virus tersebut lolos dari laboratorium tersebut ketika sedang dianalisis.

Sementara tuduhan tersebut menyebabkan laboratorium itu kini mendapatkan banyak sorotan dari media Internasional.

Melansir Daily Mirror pada Minggu (19/4/20), kali ini gambar mengejutkan bocor dari laboratorium yang diklaim paling canggih di China itu.

Gambar itu menunjukkan bagaimana laboratorium di Wuhan tersebut menyimpan ribuan virus mematikan di dunia dengan sangat tidak aman.

Ini menyebabkan kekhawatiran baru tentang bagaimana virus itu mungkin bisa menyebar.

Seperti diketahui, menurut laporan media internasional, Institute Virologi Wuhan menyimpan 1.500 virus paling mematikan di dunia.

Namun, gambar yang beredar menunjukkan laboratorium itu menyimpan ribuan virus mematikan itu di dalam lemari es usang dengan segel pintu yang rusak.

Juga diyakini virus corona sebelumnya juga disimpan di dalam lemari es tersebut.

Tempat Ini Ternyata Sarang Kriminal Sangat Kejam, Pembunuhan Dilakukan pada Siang Hari

Sang Ibu Meninggal, Ini Keinginan Komedian Nunung yang Belum Tercapai Demi Kesembuhan Ibunda

Foto-foto itu dirilis pertama kalinya oleh China Daily milik negara pada Maret 2018, dan diterbitkan pada 28 Maret di Twitter.

Sayangnya postingan itu sepertinya sudah dihapus.

Dalam postingannya, dikatakan China Daily menuliskan keterangan, "Lihatlah bank virus terbesar di Asia!" 

"Institute Virologi Wuhan di provinsi Hubei China Tengah, memelihara lebih dari 1.500 virus," tulisanya.

Foto-foto Mengejutkan Laboratorium di Wuhan.
  (dailymail.co.uk)

Sementara, laboratorium itu diyakini telah melakukan penelitian berkaitan dengan virus corona sejak 2011 silam dan diterbitkan pada 2017.

Mereka meneliti kelelawar dari gua Yunnan yang letaknya cukup jauh dari laboratorium di Wuhan.

Percobaan ini juga mendapatkan hibah dari pemerintah AS.

Tes lebih lanjut mengungkapkan, genom Covid-19 telah dilacak dan diurutkan dari kelelawar yang ditemukan di gua-gua Yunnan.

Data-data itu tampaknya memicu beberapa negara kini menyelidiki China terkait dengan kebocoran virus dari laboratorium itu, karena hingga kini China belum jujur terkait asal mula virus tersebut.

Donald Trump juga mengatakan soal teori kebocoran tersebut, "Kami sedang menyelidiki dengan sangat teliti, terhadap situasi yang mengerikan ini." 

Satu dokumen diplomatik memperingatkan percobaan yang pernah dilakukan China terkait virus corona, pada kelelawar yang diyakini mirip dengan SARS.

Sumber intelijen AS juga mengatakan, bahwa tak lama setelah wabah virus corona, para peneliti di laboratorium menghancurkan sampel virus.

Kemudian mereka melimpahkan kesalahan itu ke pasar hewan di Wuhan sebagai tempat penyebaran virus corona. Karena menjual kelelawar.

Namun, laboratorium itu menepis desas-desus bahwa virus itu melarikan diri dari laboratorium.

Mereka mengatakan, sangat mungkin virus corona terjadi secara alami dan bukan buatan manusia.

Bantah Jadi Sumber Penyebaran Virus Corona

Direktur Laboratorium Wuhan Yuan Zhiming menampik bahkan menyebut mustahil penyebaran virus corona dari laboratoriumnya. (AFP/Hector Retamal) 

Laboratorium Institut Virologi Wuhan membantah tudingan yang menyebut lembaga itu sebagai sumber penyebaran virus corona (covid-19) di awal kemunculannya di China.

Dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah China, CGTN, direktur laboratorium itu, Yuan Zhiming, mengatakan mustahil jika virus corona datang dari laboratoriumnya.

"Saya tahu itu tidak mungkin. Sebagai orang yang melakukan studi viral, kami mengetahui dengan jelas penelitian apa yang tengah dilakukan di institut ini dan bagaimana institut ini mengelola berbagai virus dan sampel," kata Yuan seperti dilansir AFP, Minggu (19/4).

Selain itu, Yuan menuturkan tidak ada satu pun staf di laboratoriumnya yang terinfeksi corona, meski seluruh departemen di institut itu tengah melakukan berbagai penelitian terkait virus corona.

Pada Februari lalu, tuduhan serupa juga sempat muncul ke publik.

Laboratorium itu lantas menegaskan pihaknya telah berbagai informasi terkait virus itu dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak Januari lalu.

Bantahan terbaru ini kembali dilontarkan setelah Amerika Serikat menuding bahwa China tak jujur dalam melaporkan sumber penyebaran virus corona pertama kali.

Selama ini, virus yang telah menginfeksi lebih dari yang menjual binatang liar.

Sementara itu, Pemerintahan Presiden Donald Trump meyakini bahwa virus corona pertama kali menyebar dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahkan mengatakan AS tengah melakukan penyelidikan penuh terkait bagaimana virus corona bisa menyebar ke seluruh dunia pertama kali.

Tak hanya pemerintah AS, sejumlah media Negeri Paman Sam, seperti the Washington Post dan Fox News juga merilis laporan terkait tuduhan serupa.

Kedua media itu mengutip sejumlah sumber yang menyuarakan kekhawatiran bahwa virus corona mungkin muncul secara tidak sengaja dari Laboratorium Institut Virologi Wuhan.

Tudingan ini muncul ketika China dianggap tidak transparan dalam melaporkan perkembangan penyebaran virus corona di dalam negeri.

Di awal wabah corona menyebar, China dianggap tidak transparan mengenai penjelasan kronologi kemunculan hingga penyebaran pandemi tersebut.

Pihak berwenang China dianggap berupaya menutupi kemunculan wabah corona setelah sejumlah dokter di Wuhan dijatuhkan sanksi setelah mencoba memperingatkan publik terkait ancaman virus tersebut.

Insiden itu terjadi di awal penyebaran virus corona di Wuhan sekitar Desember 2019 lalu.

Salah satu dokter tersebut, Li Wenliang, bahkan meninggal dunia setelah tertular dari pasien corona yang ia rawat.

Pekan ini, transparansi China kian dipertanyakan setelah pihak berwenang Kota Wuhan mengakui keliru menghitung jumlah kematian corona di wilayahnya.

Setelah merevisi data, jumlah kematian virus corona di Wuhan melonjak drastis hingga 50 persen.

Pihak berwenang Wuhan beralasan staf medis yang kewalahan sehingga memicu banyak kasus kematian corona yang terlambat dilaporkan.

Detik-detik Ibunda Pelawak Nunung Sakaratul Maut dan Meninggal Dunia, Idap Kanker Lidah Sejak 2019

Begini Penjelasan Dokter Apakah Jenazah Korban Corona Bisa Menularkan Virus Atau Tidak?

16 Pengunjung Pantai Ulee Lheue Banda Aceh Diperiksa Pakai Rapid Test, Ini Hasilnya

Artikel ini sudah tayang di Intisari dengan judul: Diyakini Menyimpan 1.500 Virus Paling Mematikan di Dunia, Laboratorium Wuhan Ternyata Sempat Musnahkan Sampel Virus Hingga Gunakan Kulkas Rusak Untuk Menyimpan Virus

Berita Terkini