Dalam pencarian itu, banyak warga yang disakiti.
Selain itu, AGAM juga melihat provokator dalam aksi kemarin.
“Sekelompok provokator itu sengaja melempar warga dengan batu. Beriringan dengan itu pihak keamanan memberondong warga dengan senjata.”
“Peristiwa ini tidak jauh bedanya dengan tragedi berdarah di Idi Cut,” kata AGAM.
Dalam insiden ini, kata AGAM, aparat keamanan tidak menggunakan gas air mata dan peluru karet.
Tapi langsung menggunakan peluru tajam dan menembak secara membabi buta.
Akibatnya, banyak warga sipil tumbang bermandikan darah.
Menurut hasil pantauan AGAM di lapangan, sampai pada malam peristiwa itu terjadi, masih banyak penduduk desa yang belum kembali ke rumahnya.
Sementara pihak keluarga tak berani keluar mencari anaknya, karena kawasan Pulo Rungkom masih mencekam.
AGAM mengecam keras tindakan aparat keamanan yang menembak warga sipil.(tim)