Padahal, jelas Danrem melalui Kapenrem Letda Inf Eddy Heriyanto, tadi malam, pihaknya tidak punya program sama sekali untuk menyerang Cot Murong.
"Karena terpengaruh dengan isu provokator itu, lebih kurang 5.000 massa dari Kecamatan Dewantara sekitar pukul 10.00 WIB berkumpul di Simpang KKA. Mereka menuntut Muspida hadir ke tengah-tengah massa guna mejamin keamanan mereka terhadap rencana penyerangan itu," papar Danrem.
Rombongan Muspida, diuraikan Kapenrem, sedianya akan memenuhi tuntutan tersebut.
Tetapi, Bupati, Kapolres, serta Dandim Aceh Utara tidak mencapai lokasi karena dihadang massa di Krueng Geukueh sehingga mereka kembali ke Lhokseumawe.
Namun, menurut versi masyarakat, para pejabat ini tidak ke lokasi.
Entah karena kesal atas ketidakdatangan pejabat tersebut, sekitar pukul 13.00 WIB massa menuju markas Koramil Dewantara dan melakukan pelemparan sehingga mengkibatkan kaca kantor dan dua unit sepeda motor dinas dibakar serta bendera merah putih, dilaporkan Kapenrem, dirobek-robek massa.
Dalam waktu bersamaan, dilukiskan Kapenrem Letda Inf Eddy, satu SSK Den- 1001 Pulo Rungkom menuju ke lokasi kejadian untuk membantu Yonif 113/JS yang lebih dulu berada di lokasi massa.
Regitu mendekat, pasukan Denrudal dihadang massa sehingga suasana makin panas.
Dalam suasana itu, seorang anggota Denrudal, Letda Art Koridon, mengalami luka pada mulut dan giginya copot akibat dilempari massa.
Danrem memastikan, akibat peristiwa tersebut hingga tadi malam tercatat 19 orang meninggal dan 81 orang mengalami luka-luka.
"Korban yang meninggal dan terluka dievakuasi ke tiga rumah sakit; RS PIM, RSU Arun dan RSU Lhokseumawe,” katanya.
Namun, dalam penjelasannya melalui kapenrem, Danrem tidak menyebutkan secara rinci penyebab korban tersebut meninggal dan terluka.
Namun, masyarakat yang menyaksikan peristiwa itu pasti kan, seluruh korban jatuh akibat "siraman" peluru senjata yang dilepaskan aparat keamanan.
Menjawab Serambi, mengenai asal mula tembakan yang, menurut versi TPF Aceh Utara) mengakibatkan 23 orang tewas dan 95 luka-luka tertembak, Kapenrem tidak dapat memastikannya.
Sebab, pada awalnya aparat melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menenangkan dari arah massa muncul lemparan batu ke arah petugas.