Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Pasar Rakyat Sangkalan berlokasi di perbatasan Desa Padang Panjang dengan Desa Lampoh Drien, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Pasar ini dibangun tahun 2016 menyerap anggaran sekitar Rp 2,8 miliar sumber DAK (dana alokasi khusus). Selesai dibangun, tidak pernah digunakan hingga Mei 2020 ini.
Janji pejabat berwenang di kabupaten dan kecamatan bahwa bahwa Pasar Sangkalan segera difungsikan ternyata tidak ada realisasinya.
Dibiarkan terlantar selama empat tahun terakhir mengakibatkan pasar yang dibangun di atas lahan 80x90 meter itu, mulai terjadi kerusakan di sejumlah tempat.
Amatan Serambinews.com di lokasi, Selasa (12/5/2020), atap bagian depan bangunan mulai terbuka akibat diterpa angin kencang.
Lapisan keramik pada permukaan meja atau bangku pasar ikan dan sayur sudah pecah dan copot pada banyak titik. Plafon juga tampak bolong dan copot di beberapa tempat. Malah, dari sembilan pintu kios, 2 di antaranya dalam kondisi terbuka, dan sepertinya dijadikan sebagai gudang.
Belum lagi peralatan nelayan dari bahan papan berada di atas bangku pasar dan area perkarangan sehingga membuat Pasar Sangkalan semakin kumuh dan kotor.
Terlebih lagi, pasar yang barada di lokasi simpang pertigaan itu menjadi ‘rumah singgah’ ternak kambing, kemudian meninggalkan kotoran.
Area kompleks pasar yang lumayan luas juga sering dijadikan tempat menjemur ikan basah atau dijadikan tempat menjemur padi ketika musim panen tiba.
Ada pun masyarakat setempat sepertinya sudah pesimis kalau pasar yang dibangun menyerap anggaran miliaran itu difungsikan. Soalnya, Pemerintah Kecamatan Susoh seperti tidak mampu lagi mencari jalan keluar agar pasar tersebut bisa berfungsi.
Demikian juga Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Abdya, juga tidak diketahui lagi tindak lanjut penggunaan pasar tersebut, semantara kondisi bangunan mulai terjadi kerusakan di banyak tempat.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Abdya, Azhar Anis ST kepada Serambinews.com menjelaskan, kalau pihaknya sedang mencari penyebab mengapa Pasar Sangkalan belum berfungsi hingga sekarang.
Ia merencanakan, pengelolaan pasar tersebut akan segera diserahkan kepada Camat Susoh dengan membentuk tim atau badan pengelola pasar. “Kami segera menggelar rapat dengan Camat Susoh dan pihak terkait lainnya dalam upaya memfungsionalkan Pasar Sangkalan,” kata Azhar Anis, saat itu.
Bukan saja Pasar Sangkalan, menurut Azhar, ada beberapa pasar lain yang juga belum fungsional dan segera dicari solusi sehingga bisa bermanfaat.
“Sebut saja pasar di Desa Ladang dan Padang Panjang juga di Kecamatan Susoh. Juga pasar di Kecamaran Tangan-Tangan, Manggeng dan Lembah Sabil. Semua pasar itu akan kita upayakan bisa berfungsi sebagaimana mestinya sebagai sebuah pasar,” tukasnya.
Sementara itu, keterangan yang diperoleh Serambi mengungkapkan, bahwa sebenarnya pengelola Pasar Sangkalan sudah dibentuk, namun sepertinya mereka tidak mampu menghidupkan pasar tersebut.
Bahkan, pihak pengelola dilaporkan juga sudah membagikan delapan pintu kios kepada enam desa dalam Kemukiman Sangkalan. Masing-masing kepada Desa Padang Panjang, Lampoh Drien, Rubek Meupayong, Blang Dalam, Cot Mancang, dan Meunasah. Sedangan dua pintu kios lainnya diserahkan kepada pengelola pasar dan sebagai kantor pengelola.
Namun, itu tidak berfungsi. Akan halnya, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Abdya, juga belum diketahui apakah sudah menemukan penyebab sehingga Pasar Sangkalan belum berfungsi hingga sekarang.(*)
• THR PNS di Subulussalam Kemungkinan Ditunda, Kepala BPKD: Dicairkan Juni
• Warung Makan Buka Siang Hari, Walkot Subulussalam Nasehati Pemilik Warung
• Jatuh dari Pohon Kelapa, Seekor Anak Beruang Ditangkap Warga
• Dua Bulan Tak Kemana-mana Selama Pandemi Covid-19, Pria Ini Temukan Telur Burung Menetas di Sepatu