SERAMBINEWS.COM - Dua anak Rohingya meninggal dunia dan satu lainnya terluka dalam sebuah ledakan ranjau darat di Kota Buthidaung, Rakhine, Myanmar.
Dalam insiden tersebut, seorang anak lelaki berusia 11 tahun dan seorang gadis berusia 10 tahun dari Desa Ywa Che tewas.
Serta seorang gadis yang berusia 8 tahun dari Desa Nyo Leik Desa mengalami luka yang serius.
Hingga kini, tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Melansir dari The Irrawaddy, Jumat (15/5/2020), peristiwa itu disebut terjadi pada Selasa (12/5/2020).
Arsu, ibu dari seorang bocah laki-laki yang tewas menceritakan kronologis kejadian.
“Anak-anak pergi ke Desa Thayetpyin untuk mengumpulkan kayu bakar, dan beberapa anak lain bergabung dengan mereka untuk memetik mangga,” ujarnya.
• Tentara Myanmar Tembak Dua Desa Muslim di Kota Kyauktaw, Lima Orang Terluka
• DK PBB Bahas Pembantaian Tentara Myanmar di Rakhine
• Gambia Resmi Laporkan Myanmar ke Mahkamah Internasional Atas Tuduhan Genosida Warga Muslim Rohingya
“Kemudian terdengar suara ledakan, saya bergegas ke sana ketika mendengar ledakan tersebut, dan menemukan anak-anak sudah mati dan terluka, ” sambungnya.
Hanya jalan yang memisahkan Desa Thayetpyin yaitu desa mayoritas Rakhine, dan Desa Ywa Che.
Kedua desa tersebut telah ditinggalkan oleh penduduk sejak banyak rumah hancur dalam kebakaran menyusul bentrokan bersenjata antara militer Myanmar (Tatmadaw) dan Tentara Arakan (AA) sekitar lima bulan lalu.
Warga Desa Thayetpyin meninggalkan desa dan melarikan diri ke berbagai tempat, sementara penduduk Desa Ywa Che juga meninggalkan rumah mereka.
Kebanyakan penduduk Desa Ywa Che melarikan diri ke Desa Sha Ke di dekat Phone Nyo Leik.
“Kami pindah ke Desa Sha Ke setelah rumah kami hancur dalam kebakaran. Desa Thayetpyin juga tidak lagi dihuni,” kata Arsu, warga Desa Ywa Che yang telah pindah.
• Kamp Pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh Terbakar
• Pengungsi Rohingya Terus Bertebaran, Ini Tragedi Terbaru
• Komunitas Rohingya Minta Maaf Kepada Rakyat Malaysia, Tidak Setuju dengan Zafar
“Saya menemukan tentara Tatmadaw di Jembatan Thayetpyin ketika saya pergi menemui anak-anak. Mereka tidak mengatakan apa-apa. Dia adalah anak saya satu-satunya,” lanjut Arsu.
Menurut penduduk setempat, pasukan militer Pemerintah Myanmar telah ditempatkan di jembatan dekat Desa Thayetpyin sejak bentrokan dengan AA.
“Dua anak meninggal, dan satu terluka parah dalam ledakan itu. Saya tidak tahu bagaimana ledakan itu terjadi," kata Rafiq, perangkat Desa Phone Nyo Leik.
Gadis 8 tahun yang terluka harus dipindahkan ke Rumah Sakit Maungdaw dari Rumah Sakit Buthidaung karena luka serius yang di alaminya.
Sehari sebelum terjadi ledakan ini, pada Senin (11/5/2020), lima warga desa muslim terluka, ketika peluru artileri menghantam desa mereka di Kotapraja Kyauktaw.
Pada bulan Januari, empat warga Rohingya di Desa Hteik Htoo Pauk di Buthidaung tewas dan enam orang terluka dalam ledakan ranjau. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
BACA JUGA BERITA POPULER
• Berawal dari Proyek 17 M, Bupati Aceh Tengah Diancam Dibunuh Wakilnya, Ini Faktanya
• 7 Peristiwa Besar di Bulan Ramadhan, dari Perang Badar Hingga Kemerdekaan Indonesia
• Cek Rekening, THR PNS, TNI/Polri dan Pensiunan Cair Hari Ini, Segini Besarannya
• Kisah Eli Cohen, Mata-mata Israel yang Disegani Dunia, Nasibnya Berakhir Digantung di Suriah