Ferry Komul dkk berhasil mengantongi nilai tujuh dari dua kali hasil draw, dan satu kali menang atas Persik Kediri 1-0.
Sementara dua hasil imbang itu diperoleh Miftahul Hamdi dkk ketika bertemu Bhayangkara FC di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya di partai pembuka Liga 1. Duel itu berakhir 0-0.
Sedangkan hasil seri kedua didapat ketika tandang ke kandang Madura United FC di Pamekasan, Jawa Timur. Tarung pada pekan kedua itu berakhir draw 0-0.
Pada kesempatan itu, Presiden Persiraja menilai keputusan menggelar Liga 1 di Pulau Jawa dianggap akan merugikan tim Lantak Laju karena harus memindahkan home-basenya.
Sebelumnya, ada masukan dari PSSI ke manajemen Persiraja untuk melanjutkan Liga 1 di Pulau Jawa.
Namun, ia menolak usulan tersebut karena dampak yang harus diterima oleh pemainnya.
• Bepe Genap Berusia 40 Tahun, Ismed Sofyan: Selamat Ulang Tahun Pak Manajer!
• Tgk Hasan Tiro: “Husaini Hasan Kiriman Tuhan Untukku” Ikuti Dialog Interaktif di Zoom
• Api Mangsa Rumah Warga Mibo Banda Aceh, Hendra Gendong Ibunya yang Sedang Sakit
"Kalau main di Pulau Jawa hingga enam bulan, kan kasihan pemain kita, dan kasihan klub. Kita pertanyakan alasan main di Pulau Jawa apa, katanya di Jawa ada protokol kesehatan yang terjamin. Kalau gitu, kenapa nggak protokol kesehatan aja yang dibawa pulang ke Aceh, ketimbang satu klub diangkut ke Pulau Jawa," ujarnya.
Seharusnya, lanjut dia, apabila memang protokol kesehatan menjadi alasan, maka akan lebih logis jika protokol kesehatan tersebut diterapkan di Aceh.
Apalagi Aceh berstatus daerah hijau yang penyebaran Covid-19 tak separah di Pulau Jawa.
"Kalau alasannya hanya protokol kesehatan, kenapa mesti difokuskan di Pulau Jawa? Tapi ini belum diputuskan, katanya masalah di Pulau Jawa atau tidak, tanggal 10 akan diputuskan," imbuhnya.
Dekgam juga khawatir, karena saat ini fasilitas sepak bola yang paling lengkap di Jawa hanya ada di Jawa Timur.
Sementara provinsi itu saat ini masih berstatus merah dalam Covid-19.
Namun hingga kini, dirinya belum menerima informasi kota mana yang akan menjadi tempat pelaksanaan Liga 1.
“Liga 1 dilanjutkan sudah pasti, namun yang menjadi perdebatan adalah saat mekanisme pelaksanaan Liga. Kalau misalnya sistem dijadikan sebuah turnamen, ya kita minta sebagian main di Aceh lah, misalnya delapan main di Aceh, sisanya di Jawa, sisanya lagi di Kalimantan, jadi gitu biar adil," pungkasnya.(*)
• VIDEO - Pulo Aceh, Surga Memancing Aceh Besar
• VIDEO - Qory Sandioriva Menikah Lagi, Kini dengan Seorang Pilot Beranak 4
• Awas, Pencurian Bermodus Ban Kempes Incar Perempuan, Video CCTV Ini Jadi Pelajaran