Saat diinterogasi, pria itu mengatakan bahwa ia memenggal kepala istrinya di 'waktu yang tepat'.
Menurut hukum di Iran, seorang suami dapat langsung membunuh istrinya tanpa memberi hukuman terlebih dahulu jika terbukti benar-benar selingkuh.
Akan tetapi di kasus ini, media lokal menyebut wanita muda itu sebagai "pengantin yang kabur" usai meninggalkan suaminya.
Kasus pembunuhan yang juga dikenal dengan istilah honor killings ini terjadi di provinsi Khuzestan, Iran.
Wilayah itu memang identik dengan kasus-kasus honor killings.
Menurut ahli patologi sosial yang dikutip Daily Mail, kebanyakan pria yang melakukan honor killings menderita penyakit fisik dan mental.
• Anti-China Meluas di India, Boikot Barang China Menggema di Seluruh Negeri
Mereka menganggap istri dan anak perempuannya sebagai bagian dari harta mereka.
Abbas Jafari Dolatabadi, mantan Ketua Pengadilan Provinsi Khuzestan, menganggap terjadinya honor killings sebagai masalah serius di provinsi tersebut.
Dia menyatakan, honor killings di Khuzestan telah "disahkan".
Serta "kebiasaan setempat memungkinkan pembunuhan ini terjadi, dan para pelaku pembunuhan ini sama sekali bukan buronan."
"Sayangnya, honor killings terjadi di provinsi ini dengan cara yang sangat tragis, dan keluarga para korban biasanya tidak menuntut hukuman dari si pembunuh," ujarnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Grid.Id dengan judul "Setahun Istri Kabur Bersama Selingkuhan, Berdalih Memaafkan, Suami Penggal Istrinya saat Pulang"