Luar Negeri

Korea Utara Sebut Tidak Akan Tertarik untuk Melakukan Pertemuan dengan Donald Trump

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump saat bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di zona demiliterisasi Korea, Minggu (30/6/2019).

Trump dan Kim Jong Un telah bertemu tiga kali, termasuk pada Juni 2018 di Singapura, di mana mereka menandatangani pernyataan singkat yang menyetujui untuk "bekerja menuju denuklirisasi total di Semenanjung Korea.”

Tetapi pembicaraan mulai macet pada Februari 2019 setelah kedua pihak gagal mencapai kesepakatan pada pertemuan puncak kedua di Hanoi, Vietnam.

Hina Istri Kim Jong Un, Penyebab Korut Marah Besar dengan Korea Selatan

Korut Tolak Temui Lagi Donald Trump, AS Terus Musuhi Kim Jong Un

Pada KTT Hanoi, Trump menolak tawaran Korea Utara untuk membongkar fasilitas nuklir Yongbyon yang terkenal sebagai imbalan atas pencabutan sanksi yang dikenakan pada Korea Utara sejak 2016.

Pada Juni 2019, Trump dan Kim bertemu secara singkat di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea.

Kedua belah pihak juga mengadakan pembicaraan tingkat kerja di Stockholm pada tahun 2019, tetapi negosiasi tersebut gagal.

Berbicara kepada wartawan Kamis (9/7/2020), Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa AS terus bekerja untuk membangun dialog dan melakukan pembicaraan substantif dengan Korea Utara.

"Kami sangat berharap bahwa kami dapat terus melakukan percakapan ini, apakah itu di tingkat di bawah, atau jika itu sesuai dan ada kegiatan yang bermanfaat untuk dilakukan KTT, agar para pemimpin senior kembali bersama juga," Pompeo berkata.

Donald Trump Sebut China Senang Ribut Dengan Tetangga, Klaim Wilayah Berdasarkan Sejarah

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Tertawakan Presiden AS Donald Trump

"Mengenai siapa dan bagaimana dan waktunya, saya hanya tidak ingin membicarakannya hari ini," tambahnya.

Awal bulan ini, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan dia ingin melihat Trump dan Kim mengadakan pertemuan lain sebelum pemilihan presiden AS pada November.

Korea Utara tidak dipandang sebagai masalah utama dalam pemilihan AS.

Namun, jika Trump dapat menghidupkan kembali perundingan Korea Utara, itu bisa membantu menyoroti apa yang pernah digembar-gemborkan pejabat Gedung Putih sebagai tanda tangan pencapaian kebijakan luar negeri Trump. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini