Mendagri Kritik Pemda yang Sengaja Endapkan Uang di Bank, Disinyalir Demi Meraup Bunga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mendagri, Muhammad Tito Karnavian.

Dengan begitu, jika laporan kuartal III pada Oktober ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi minus lagi, Indonesia resmi mengalami resesi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa analisis dinamika ekonomi pada kuartal II tidak menyenangkan.

Isu Guru Honorer Masuk dalam Daftar Penerima Subsidi Gaji, Ini Penjelasan Menkeu Sri Mulyani

Akibat Pandemi Covid-19, Menkeu Sri Mulyani Curhat Sulitnya Membuat Kebijakan

Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini minus 1,1 persen sampai 0,2 persen.

"Lower end prediksi kita menunjukkan bahwa pada kuartal III 2020 masih akan terjadi negative growth dan kuartal IV masih dalam zona di bawah netral," ujar Sri Mulyani, di gedung DPR, Rabu (2/9).

Dia menambahkan, kondisi itu muncul sebagai dampak pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global terus menjadi tantangan perekonomian domestik.

"Tentu bergantung juga pada trajectory pemulihan ekonomi global. Yaitu, bagaimana negara-negara maju di Amerika, Eropa, Jepang, dan RRT bisa memengaruhi dan memulihkan perekonomian dunia," terang Ani.

Di tengah ancaman resesi itu, penambahan uang yang beredar di masyarakat, terutama dengan membelanjakan anggaran pemerintah, dinilai bisa menggerakkan ekonomi di tengah kelesuan. Sebaliknya, penyimpanan uang di bank dipandang membuat ekonomi tak banyak terdongkrak.

Presiden Jokowi pun sempat mendorong kementerian/lembaga dan pemda untuk segera membelanjakan uangnya atau mempercepat penyerapan anggaran demi menggerakkan perekonomian.(tribun network/ras/dod)

Berita Terkini