Seorang pria kulit putih pendukung Trump ditangkap atas tuduhan penembakan itu.
Sementara itu capres AS dari Partai Demokrat Joe Biden telah berbicara dengan Blake melalui telepon pada Kamis (3/9/2020) dan bertemu keluarganya.
• Raja Arab Saudi Minta Presiden Donald Trump Bertindak Adil Terhadap Palestina
• Pemimpin Hezbollah dan Hamas Bertemu, Ini yang Mereka Bicarakan soal Israel
Jacob Blake Tolak Dakwaan yang Dijeratkan Kepadanya
Jacob Blake, pria kulit hitam yang ditembak hingga tujuh kali oleh polisi, muncul untuk pertama kalinya ke hadapan publik.
Dalam persidangan yang digelar via Zoom dari ranjang rumah sakit, Blake menolak dakwaan yang dijeratkan kepadanya sebelum dia ditembak.
Dakwaan itu adalah masuk ke wilayah orang lain secara ilegal, penyerangan seksual tingkat tiga, dan upaya melawan hukum.
Dakwaan itu berdasarkan keterangan mantan pacarnya, yang mengaku bahwa Jacob Blake masuk ke rumahnya tanpa izin pada 3 Mei lalu.
Blake kemudian dilaporkan berusaha menyerang secara seksual sang mantan pacar, sebelum mencuri mobil serta kartu kreditnya.
Pernyataan bahwa dia menolak semua tuduhan dilayangkan oleh pengacaranya, yang juga ikut dalam persidangan secara daring itu.
Dilansir Sky News Jumat (4/9/2020), pria 29 tahun itu muncul sambil duduk di ranjang rumah sakit, mengenakan kemeja biru dan dasi kuning.
Dia hanya mendapatkan kesempatan berbicara untuk mengonfirmasi bahwa dia memahami proses persidangan, dengan dia tak mengajukan pertanyaan pada hakim.
Berdasarkan pengacaranya, Blake bekerja sebagai pelukis dan tidak mempunyai catatan kejahatan di negara mana pun di Amerika Serikat (AS).
Dia dilaporkan lumpuh di tubuh bagian bawah setelah ditembak hingga tujuh kali di bagian punggung pada 23 Agustus di Kenosha, Wisconson, oleh polisi.
Blake tertembus timah panas ketika dia berjalan ke mobilnya setelah meredakan perkelahian, dengan tiga anaknya menyaksikan horor tersebut.
Insiden yang menimpa dirinya kemudian tersebar di media sosial, memantik unjuk rasa yang berujung kericuhan dengan penegak hukum.