SERAMBINEWS.COM - Seekor tikus raksasa afrika berhasil meraih penghargaan medali emas atas kemampuannya mengendus puluhan ranjau darat dan bahan peledak lainnya.
Penghargaan itu diberikan oleh Badan Amal Kedokteran hewan Inggris (PSDA) baru-baru ini, atas tugas pengabdiannya menyelamatkan jiwa di lokasi pembersihan ranjau mematikan di Kamboja.
Bukan sedikit, tikus tersebut berhasil mengendus 39 ranjau darat dan 28 amunisi lain yang belum meledak di lahan seluas 141.000 ribu meter.
Melansir BBC, Jum'at (25/9/2020) hewan pengerat berusia tujuh tahun itu diketahui bernama Magawa.
Magawa merupakan tikus pertama yang menerima miniatur medali emas PSDA, dari 30 hewan lainnya.
Dalam medalinya tertuliskan 'Untuk keberanian binatang atau pengabdian tugas'.
• Ini 5 Cara Efektif Mengontrol Kolesterol Agar tak Berlebih di Dalam Tubuh
• Mirip Bule, Anak-anak Indonesia di Daerah Ini Bermata Biru, Viral di Medsos hingga Curi Perhatian
• Mulanya Diajak Makan Malam, Wanita Ini Malah Dibunuh Suami, Sempat Tanya Hal Ini
Menurut laporan dailymail.co.uk, Magawa sudah dilatih oleh badan amal APOPO.
Yaitu organisasi yang mengkhususkan diri dalam pelatihan hewan untuk mendeteksi ranjau darat dan tuberkulosis pada manusia.
Magawa merupakan tikus pertama dalam 77 tahun sejarah amal yang menerima penghargaan semacam itu.
"Menerima medali ini benar-benar suatu kehormatan bagi kami. Saya telah bekerja dengan APOPO selama lebih dari 20 tahun," kata Christophe Cox, kepala eksekutif APOPO kepada kantor berita PA yang dikutip dari dailymail.co.uk.
"Terutama untuk pelatih hewan kami yang bangun setiap hari, sangat pagi, untuk melatih hewan itu di pagi hari," lanjutnya.
Christophe Cox menambahkan, medali emas PSDA yang diberikan pada Magawa menjadi hadiah besar bagi orang-orang di Kamboja.
• Suami Penggal Kepala Istri di Hutan Karena Tak Mau Pindah Keyakinan
• Anak dan Menantu Jokowi Maju di Pilkada 2020, Ini Total Harta Kekayaan Mereka
• Gegara Ditolak untuk Ketemuan, Oknum Kades di NTT Kirim Foto Kelaminnya ke Istri Seorang Warganya
Bahkan untuk semua orang di seluruh dunia yang menderita ranjau darat.
Menurutnya, tikus tersebut cerdas dan mau bekerja berulang kali demi mendapatkan makanan dibandingkan dengan hewan lainnya.
Ukuran tubuhnya yang besar tidak membuatnya terlalu berbahaya saat berjalan melintasi ladang ranjau darat.
Tikus membutuhkan pelatihan selama satu tahun sebelum disertifikasi.
Hewan-hewan itu bekerja sekitar setengah jam sehari pada waktu pagi.
Begitu hewan pengerat tersebut mendeteksi ranjau darat, mereka akan menggaruk bagian atasnya untuk memberikan tanda.
Selanjutnya rekan-rekan tim manusia yang akan menangani senjata berbahaya tersebut.
• Indonesia Masuki Fase Resesi Ekonomi, Penjualan Sepeda Motor Hanya 3,6-3,7 Juta Unit
Itu membuat mereka cenderung mengabaikan besi tua di lingkungannya.
Dengan demikian, mereka bisa lebih cepat bekerja daripada pendeteksi logam.
Disebutkan, Magawa kini sudah mendekati usia pensiun.
Tapi ia mampu menggeledah area seluas lapangan tenis dalam waktu 30 menit.
Suatu hal yang menakjubkan karena manusia membutuhkan waktu hingga empat hari untuk menggeledah area itu jika menggunakan detektor logam.
Direktur Jenderal PDSA Jan McLoughlin mengatakan, karya Magawa dan APOPO benar-benar unik dan luar biasa.
Kamboja memperkirakan bahwa antara empat dan enam juta ranjau darat diletakkan di negara tersebut antara tahun 1975 dan 1998.
• Beri Sekeranjang Bunga kepada Kim Jong Un, Presiden Jokowi Ucapkan Selamat HUT Ke-72 Korea Utara
Sekitar 64 ribu korban jiwa tercatat akibat ranjau darat tersebut.
Kamboja juga memiliki jumlah orang yang diamputasi ranjau per kapita tertinggi di dunia, yakni sekitar lebih dari 40 ribu orang.
Pekerjaan Magawa secara langsung menyelamatkan dan mengubah kehidupan masayarakat Kamboja yang terkena dampak ranjau mematikan itu.
Setiap penemuan yang dia buat dapat mengurangi risiko cedera atau kematian bagi penduduk setempat.
"Program Penghargaan Hewan PDSA berupaya untuk meningkatkan status hewan di masyarakat dan menghormati kontribusi luar biasa yang mereka berikan dalam hidup kita," sambung Jan McLoughlin.
"Dedikasi, keterampilan, dan keberanian Magawa adalah contoh luar biasa dari hal ini dan layak mendapatkan pengakuan setinggi mungkin. Kami sangat senang memberinya Medali Emas PDSA," pungkasnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
• Dua Kelompok Gengster Gaduh di Depan Sekolah, Satu Siswi Tertembak Peluru Nyasar
• Cinta Sejati Suami, Setia Rawat Istri yang Diamputasi Tangan dan Kaki