Berita Luar Negeri

2 Kali Gelar Referendum, Mayoritas Warga Ini Tolak Merdeka dan Tetap Memilih di Bawah Prancis

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta Kaledonia Baru

SERAMBINEWS.COM – Orang-orang di wilayah Kaledonia Baru dengan tegas menolak kemerdekaan dari Prancis dalam sebuah referendum yang digelar pada Minggu (4/10/2020).

Negara kepulauan di Samudera Pasifik ini, memilih untuk tetap berada di bawah Prancis dengan 53,26 persen suara, sementara sisanya meyetujui untuk merdeka dari Prancis.

Menurut laporan kantor berita AFP, jumlah warga yang berpartisipasi mencapai 85,6 persen, dan merupakan partisipasi yang tinggi.

Sebelumnya, wilayah Kaledonia Baru pernah menggelar referendum pada tahun 2018, dengan 56,7 persen memilih tetap di bawah Prancis.

Kaledonia Baru telah menjadi wilayah jajahan Prancis selama hampir 170 tahun.

Prancis Berjanji Melindungi komunitas Yahudin Setelah Aksi Penikaman

India, Australia dan Prancis Gelar Pertemuan Bahas Agresi Tiongkok

Melansir dari BBC, Senin (5/10/2020), Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik hasil tersebut.

Ia mengatakan bahwa, hasil tersebut sebagai suatu tanda kepercayaan dan dirinya juga merasakan kerendahan hati dalam hasil.

Kapolda Aceh Sampaikan Ucapan Dirgahayu Ke-75 TNI, Turut Hadir di Makodam IM

6 Cara Membuat Mata Anda Cantik Tanpa Gunakan Produk atau Pengobatan Rumah Apa Pun

Ketegangan Arab Saudi dan Turki Meningkat, Mulai Seruan Boikot Produk 

Referendum itu adalah bagian dari serangkaian pemungutan suara yang disepakati dua dekade lalu.

Kaledonia Baru lakukan referendum, Minggu (4/10/2020). (BBC)

Suku Kanak (penduduk asli Kaledonia Baru) berjumlah 40 persen dari total populasi wilayah itu.

Gawat! Kondisi Kosan Cewek Lebih Ngeri dari Kos Cowok, Bikin Netizen Terkejut Hingga Tertawa

Sementara orang Eropa yang sebagian besar lahir di wilayah itu, hanya sepertiga. Dan yang lainnya berasal dari pulau Pasifik lain atau dari warisan campuran.

Menyusul serangan kekerasan pada 1980-an karena masalah kemerdekaan antara masyarakat adat Kanak di pulau itu dan keturunan pemukim Eropa.

Beberapa kesepakatan ditandatangani termasuk 1998 Noumea Accord, yang menetapkan peta jalan untuk otonomi yang lebih besar bagi wilayah tersebut.

Prancis Perintahkan Serikat Pekerja Pakai Masker di Tempat Kerja, Jadi Hotspot Baru Virus Corona

Pertama di Dunia, Pada 2022 Akan Diluncurkan Negara Terapung di Samudra Pasifik

Berdasarkan perjanjian ini, Kaledonia Baru diizinkan hingga tiga referendum tentang kemerdekaan.

Referendum pertama sudah digelar pada tahun 2018, dan kedua tahun 2020 ini.

Kemudian, referendum yang ketiga akan dilakukan pada tahun 2022, dengan catatan sepertiga dari parleman lokal meyetujuinya.

Dorongan untuk merdeka dari Prancis yang didukung oleh penduduk asli Kaledonia Baru, kemungkinan akan tampak nyata di tahun 2022.

Truk Senggol Truk di Aceh Timur, Tata Tabrak Rumah Warga, Dyna Seruduk Pohon

“Jalan menuju kemerdekaan dan kedaulatan tidak bisa dihindari,” koalisi partai-partai kemerdekaan - Front de Libération Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS), dilansir dari The Guardian, Senin (5/10/2020).

Suku asli Kaledonia Baru meyerukan kemerdekaan bagi wilayahnya (BBC)

Meskipun kalah untuk merdeka 2018 dan 2020, para koalisi partai itu berpendapat bahwa mereka akan melajutkan kampanye untuk keluar dari ikatan Prancis.

Roch Wamytan, juru bicara Kongres Kaledonia Baru mengatakan, kampanye tersebut akan berlanjut ke referendum berikutnya, dan kemungkinan seterusnya.

"Jika kata 'tidak' menang lagi dalam dua tahun kedepan, kita akan berkumpul, kita akan bicara, dan kita akan memikirkan sesuatu,” katanya.

Serangan Netizen Indonesia Bernada Rasis dan Penghinaan, Begini Tanggapan Pemerintah Vanuatu

Sentil Indonesia Soal HAM di Papua, Ternyata Vanuatu Masuk 4 Negara yang Berpotensi Lenyap dari Bumi

Wialayah yang terletak di dekat Vanuatu, Australia atau Selandia Baru ini, memiliki simpanan nikel yang besar, yang merupakan komponen penting dalam manufaktur elektronik.

Hal inilah yang dipandang oleh Prancis sebagai aset politik dan ekonomi strategis di wilayah tersebut.

Wilayah itu menikmati otonomi yang besar, tetapi sangat bergantung pada Prancis dalam hal pertahanan dan pendidikan dan masih menerima kucuran besar dari Prancis.

Pemuda Buang Foto Mantan Kekasihnya ke Laut, Ternyata Si Cewek Sudah 4 Tahun Jadi Milik Pria Lain

Prancis pertama kali menjajah Kaledonia Baru, yang merupakan rumah bagi sekitar 270.000 orang, pada tahun 1853. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca Juga Lainnya:

Nasir Djamil Diminta Kawal Pemekaran Aceh Leuser Antara di Komisi II DPR

Kisah Pengembala Kerbau Tersesat di Hutan Mencari Bunga Janda Bolong

Kursi Roda Ayah Dijual oleh Anak Gadis Bersama Pacarnya, Begini Respon Sang Ayah

Berita Terkini