Uang Suap Dimasukkan ke Tas Plastik
Ajay ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik KPK melakukan gelar perkara dan pemeriksaan intensif terhadap dirinya selama berjam-jam.
”Menemukan tersangka sebagai berikut. Pertama sebagai penerima saudara AJM (Ajay Muhammad Priatna) dan sebagai pemberi adalah saudara HY,” kata Ketua KPK, Firli Bahuri dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Menurut Firli, Ajay sebagai pucuk pimpinan di Kota Cimahi diduga menerima sejumlah uang beberapa kali dari HY alias Hutama Yonathan yang merupakan Komisaris Rumah Sakit Kasih Bunda.
Ajay diduga meminta uang sebesar Rp 3,2 miliar untuk memuluskan perizinan proyek pembangunan Rumah Sakit Umum (RSU) Kasih Bunda.
Nilai tersebut merupakan 10 persen dari rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan proyek yang jika ditotal mencapai Rp32 miliar. Pembangunan gedung baru itu dilakukan pada 2019.
”HY (Hutama Yonathan) selaku pemilik RSU KB bertemu dengan AJM (Ajay Muhammad Priatna) selaku Wali Kota Cimahi di salah satu Restoran di Bandung. Pada pertemuan tersebut AJM diduga meminta sejumlah uang Rp3,2 miliar," kata Firli.
Pembayaran uang suap itu dilakukan secara bertahap sejak 6 Mei 2020 lalu.
Setidaknya, kata Firli, sudah lima kali Ajay menerima uang suap.
Penyerahan uang itu diduga dilakukan oleh dua orang kepercayaan dari penerima dan pemberi suap.
Namun demikian, secara keseluruhan nilai uang yang diterima oleh Ajay belum memenuhi kesepakatan awal yang ditetapkan kedua pihak.
Pasalnya Ajay keburu ditangkap oleh lembaga antirasuah.
”Pemberian kepada AJM telah dilakukan sebanyak 5 kali di beberapa tempat hingga berjumlah sekitar Rp1,661 miliar dari kesepakatan Rp3,2 miliar,” ujar Firli.
Untuk menyamarkan pemberian uang tersebut, pihak RSU KB sempat membuat rincian pembayaran dan kuitansi fiktif seolah-olah uang itu untuk pembayaran pekerjaan fisik pembangunan.
Pemberian terakhir dilakukan pada tanggal 27 November 2020. Penyerahan uang dilakukan di salah satu rumah makan di Bandung sekira pukul 10.00 WIB.