SERAMBINEWS.COM, DOHA - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berharap Washington dapat menjadi perantara resolusi Qatar.
Dia memperingatkan terobosan baru mungkin tidak dalam waktu dekat.
Saingan Qatar dan Arab Saudi, bersama dengan Oman dan Kuwait yang netral, mengatakan telah mencapai kemajuan untuk menyelesaikan krisis Teluk yang telah mengadu kelompok negara regional melawan Doha.
Dilansir AFP, Sabtu (5/12/2020), Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Ahmed Nasser al-Mohammed Al-Sabah memimpin upaya mediasi.
Baca juga: Bahrain Kutuk Qatar, Dua Kapal Penjaga Pantai Dicegat Seusai Pulang Latihan
Dia mengatakan semua pihak telah menyatakan keinginannya untuk mencapai kesepakatan.
Hal itu terjadi selama diskusi baru-baru ini, yang mencakup Amerika Serikat.
Menteri luar negeri Qatar dan Arab Saudi, bersama dengan kementerian luar negeri Oman, men-tweet pernyataan serupa berterima kasih kepada Kuwait dan AS.
Atas upaya mereka untuk menyelesaikan perselisihan, tetapi tidak memberikan rincian tentang pembicaraan tersebut.
Arab Saudi memimpin sekutunya Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada Juni 2017 lalu.
Menuduhnya mendukung gerakan Islam radikal dan Iran, tuduhan yang dibantah oleh Doha.
Mereka kemudian memaksa keluar warga Qatar yang tinggal di negara mereka.
Menutup wilayah udara untuk pesawat Qatar dan menutup perbatasan dan pelabuhan, bahkan memisahkan beberapa keluarga campuran-kebangsaan.
Baca juga: Qatar Identifikasi Orang Tua Yang Membuang Bayi di Kamar Mandi Bandara, Minta Bantuan Interpol
"Kami telah mencapai kemajuan tertentu pada waktu tertentu lebih dari setahun lalu, dan kemudian segalanya melambat," kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di forum Dialog Mediterania di Roma.
"Saat ini, ada beberapa gerakan yang kami harap bisa mengakhiri krisis ini," ujarnya tanpa merinci.
"Kami percaya bahwa persatuan Teluk sangat penting bagi keamanan kawasan dan krisis yang tidak perlu ini perlu diakhiri berdasarkan rasa saling menghormati," tambahnya.
Kemudian di acara yang sama, yang diadakan secara virtual karena pandemi virus korona baru, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengatakan kesepakatan akhir tampaknya akan tercapai.(*)
Baca juga: Pengusaha Qatar Dikenal Kejam, Amnesty Minta Pemerintah Lindungi Pekerja