Badan jalan lingkar ini, mulai dibuka sejak tahun 2008 lalu secara bertahap. Menurut keterangan Pemkab Abdya sudah mengusulkan proyek peningkatan Jalan 30 dengan lapisan aspal sebagai pendukung pembangunan Pelabuhan Teluk Surien di Lama Tuha.
Rela Kehilangan Pekerjaan
Amatan Serambinews.com, keberhasilan pemasangan rangka baja sepanjang 60 meter di atas alirang Krueng Teukueh, disambut gembira masyarakat petani Abdya yang sudah bertahun-tahun menggunakan jasa rakit penyeberangan di lokasi.
Syukur (35), operator rakit penyeberangan kepada Serambinews.com di lokasi pada 24 November 2020, mengaku sangat gembira menyaksikan suksesnya pemasangan rangka baja jembatan Krueng Teukueh, karena pemasangan sebelumnya berakhir gagal.
Kendati akan segera kehilangan pekerjaan sebagai operator rakit setelah berfungsi jembatan rangka baja tersebut, Syukur dengan mantap mengatakan tidak ada masalah demi kepentingan masyarakat yang lebih banyak.
“Tak ada masalah, saya bersama satu rekan yang lain bisa mencari pekerjaan lain,” katanya.
Pengguna jasa rakit juga mengaku sangat bahagia. “Ya, sangat bersyukur, kami tak lagi pulang malam ke rumah,” kata salah orang warga yang ditemui di atas rakit penyeberangan Krueng Teukeuh.
Baca juga: Resmi, Unsyiah Berubah Jadi USK, Ternyata Ini Alasannya
Soalnya, ratusan petani penggaran lahan di seberang Krueng Teukueh, bertahun-tahun sering tiba di rumah pada malam hari karena menunggu atrian sampai malam karena menunggu giliran pelayanan penyeberangan.
Syukur bersama satu orang rekannya mengaku mengelola rakit penyeberangan Krueng Teukueh kurun waktu enam tahun terakhir atau sejak tahun 2014.
Warga Desa Blang Makmur, Kuala Batee ini menjelaskan dari jasa rakit bisa mengumpulkan pendapatan maksimal kadang-kadang mencapai Rp 1,2 juta per hari. Dari jumlah itu Rp 700 ribu diserahkan kepada pemilik rakit, sisanya dibagi dengan satu lagi rekan operator yang lain.
Pendapatan maksimal seperti itu dikatakan tidak saban hari, melainkan pada hari Sabtu dan Minggu karena terjadi ledakan jumlah pengguna jasa rakit. “Kalau hari Sabtu dan Minggu merupakan hari libur, jumlah sepeda motor yang harus dilayani bisa mencapai 400 unit,” ujar Syukur.
Jasa penyebarangan sepmor siang hari dikutip Rp 3.000 per unit, sedangkan jika pelayanan malam hari Rp 5.000 per unit, dan rakit beroperasi sampai tengah malam, kecuali terjadi banjir. Sedangkan penyebarangan masyarakat tanpa menggunakan kendaraan bermotor tidak dikutip jasa.
Baca juga: Jenazah Perawat RSUTP Meninggal Dunia Tiba di Rumah Duka, Isak Tangis Pecah
Pendapatan yang lumayan yang ia peroleh sudah berakhir seiring rampungnya pembangunan jembatan rangka baja Krueng Teukueh yang menjadi impian ribuan masyarakat petani selama bertahun-tahun.
Masih menurut Syukur, pembangunan jembatan Krueng Teukueh yang ketiga kali ini sempat menimbulkan perasaan was-was sebagian masyarakat. Soalnya, pembagunan dua kali sebelumnya berakhir gagal.
Pemasangan rangka baja paad tahun 2016 lalu, sebenarnya hanya tersisa sekitar 10 meter dari panjang 60 meter, akhirnya runtuh ke dalam sungai. Bentangan rangka baja sepanjang 50 meter ambruk setelah tiang pancang penyangga dari batang kelapa di tengah sungai ambruk bersama rangka baja jembatan diterjang banjir besar saat itu.