Mulai Ada Rumah yang Retak di Lokasi Tanah Bergerak di Cot Glie

Penulis: Yarmen Dinamika
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Prodi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) mengukur lebar dan kedalaman rekahan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Pada pengukuran yang dilakukan Rabu (13/1/2021) penurunan muka tanah sekitar 26 cm (foto kiri). Sedangkan pada pengukuran lanjutan, Kamis (14/1/2021) siang bertambah menjadi 72 cm.

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, masih terus berlangsung intensif dan telah memasuki hari kelima sejak 10 Januari 2021 lalu.

Pada hari kelima hari ini, Jumat (15/1/2021), bidang gelincir tanah yang longsor tersebut semakin lebar dan dalam. Di beberapa bagian kedalamannya bahkan ada yang sudah lebih dari 1 meter.

Sedangkan sehari sebelumnya berkisar antara 40, 50, hingga 72 cm.

Retakan tanah searah alur sungai Krueng Aceh yang melintasi desa (gampong) tersebut ternyata berdampak juga ke sebuah rumah permanen di desa itu, milik Nyonya Fitrina.

Lantai dan dinding rumah tersebut kini retak. Retakannya sejajar dengan rekahan tanah yang berada di belakang rumah permanen yang sebagian dindingnya belum diplester itu.

Baca juga: Pemkab Evakuasi Warga Lamkleng dari Lokasi Tanah Bergerak

Baca juga: Bupati Aceh Besar Buka Posko di Lokasi Tanah Bergerak, Rekahan Tambah Lebar dan Dalam

Sejak hari ketiga, seisi rumah tersebut sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Kondisi yang demikian terungkap ketika tim geologi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh berkunjung ke Gampong Lamkleng pada Kamis maupun Jumat (14 dan 15 Januari 2021).

Saat berkunjung pada hari Kamis, salah seorang pegawai Dinas ESDM Aceh, Yusmardani Arya Putra, bahkan membuat video yang diunggah di YouTube tentang fenomena gerakan tanah yang makin mencemaskan di Gampong Lamkleng.

Putra yang merupakan geolog atau 'geologist' itu memaparkan panjang lebar tentang bidang gelincir dan bagian tanah yang longsor di desa itu sejak 10 Januari lalu.

Menurutnya, dari hari ke hari, kedalaman dan lebar blok retakan terus bertambah. Misalnya, dari 40 ke 50, 70, hingga di atas 100 cm kedalaman tanah longsornya.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar Masih Terjadi, Warga Lamkleng Gelar Doa Bersama

Baca juga: 14 KK Penduduk Gampong Lamkleng Kuta Cot Glie Aceh Besar Mengungsi, Rumah Terdampak Tanah Bergerak

Di bagian tebing menuju sungai, bidang gelincirnya malah lebih parah. Rumpun bambu yang tumbuh di tebing sungai itu kini terbelah. Sebagian besar mulai amblas ke arah sungai. Beberapa pohon pun terlihat mulai condong ke sungai.

Putra menyimpulkan bahwa sangat berbahaya jika ada warga yang melintas di blok longsoran tersebut, karena penurunannya terus berlangsung dari hari ke hari.

Video yang diunggah Putra ke YouTube pada Kamis (14/1/2021) itu sudah ditonton sebanyak 270 kali.

Putra merekomendasikan bahwa mengungsi atau mengevakuasi anggota keluarga dari dua hingga tiga rumah di blok longsoran itu adalah solusi terbaik saat ini demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Halaman
12

Berita Terkini