Fenomena Tanah Bergerak

Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie Tetap Turun Meski tak Hujan, Sudah 140 Cm Dalamnya

Penulis: Yarmen Dinamika
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pada hari kelima (Jumat, 15/1/2021) fenomena tanah amblas di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar sudah mencapai 140 cm penurunannya. Dua keluarga yang bermukim di blok longsor itu sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman di desa itu, lebih jauh dari tebing Sungai (Krueng) Aceh

Baca juga: Viral Wajah Bocah Dicakar Kucing Liar Cukup Parah, Tapi Tetap Sayang Kucing Hingga Netizen Terharu

"Air yang masuk ke dalam rekahan tanah dapat menyebabkan massa tanah bertambah di lokasi tanah bergerak," kata Mahdinur.

Faktor lain yang juga memengaruhi terjadinya tanah longsor di desa tersebut adalah morfologi lereng yang curam dengan sisi bawahnya merupakan sungai, dalam hal ini Krueng Aceh.

Tanah yang bergeser sudah mencapai sepanjang 300 meter dan lebar 200 meter.

Baca juga: Banyak Warga Ingin Adopsi Bayi Perempuan yang Ditemukan di Desa Lae Mbersih Subulussalam

Mahdinur mengingatkan bahwa tanah longsor yang terjadi di Gampong Lamkleng sewaktu-waktu bisa mengalami pergerakan yang lebih besar ke arah bawah dan akan mengancam keselamatan jiwa maupun harta benda penduduk setempat.

Berdasarkan amatan tim di lokasi, terdapat dua rumah yang bersentuhan langsung dengan blok longsoran, karena halaman belakang rumahnya berada tepat di atas bidang gelincir.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh juga menurunkan tim survei geologi ke Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Rabu (13/1/2021) siang (FOR SERAMBINEWS.COM)

"Selain itu, dalam tiga hari terakhir telah terjadi penurunan muka tanah lebih dari 50 cm di Lamkleng, sehingga pergerakan tanah tersebut dikategorikan aktif," kata Mahdinur.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang tinggal di Gampong Lamkleng saat itu 90 KK dengan jumlah penduduk hampir 300 jiwa. Mereka inilah yang sebagiannya terancam oleh fenomena tanah bergerak tersebut.

Baca juga: Putra Aceh Ilham Saputra Ditunjuk jadi Plt Ketua KPU Gantikan Arief Budiman

Salah satu upaya sederhana untuk mengurangi risiko gerakan tanah di Lamkleng, kata Mahdinur, adalah dengan mengeluarkan air dari blok longsor dengan cara, antara lain, menancapkan bambu-bambu yang dilubangi kedua ujungnya ke dalam lereng.

Terkait pemantauan pergerakan tanah dapat dilakukan dengan memasang alat.

Salah satu alat yang efektif untuk memantau gerakan tanah adalah ekstensometer yang dapat merekam setiap inci tanah bergerak.

Menyangkut upaya mitigasi bencana di Lamkleng, Mahdinur menawarkan dua
rekomendasi.

Pertama, masyarakat harus selalu waspada terhadap hujan yang merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya tanah longsor di Gampong Lamkleng.

Baca juga: Bupati Aceh Besar Buka Posko di Lokasi Tanah Bergerak, Rekahan Tambah Lebar dan Dalam

Kedua, saat curah hujan pada kawasan tersebut di atas 80 mm/jam, masyarakat disarankan untuk mencari tempat yang relatif lebih aman, dengan kata lain harus mengungsi.

Sebagaimana diberitakan Serambinews.com kemarin lokasi gerakan tanah tersebut terletak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie.

Halaman
1234

Berita Terkini