SERAMBINEWS.COM – Hari ini, Selasa (19/1/2021), tepat 25 tahun yang lalu Kapal Motor Penumpang (KMP) Gurita tenggelam di perairan laut Sabang, Aceh.
Awal tahun 1996, menjadi peristiwa dan sejarah kelam yang dibalut duka bagi masyarakat Aceh.
Ditengah konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sebuah tragedi tansportasi laut terjadi di ujung barat Indonesia.
Kapal Motor Penumpang (KMP) Gurita tenggelam saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar menuju Pelabuhan Balohan, Sabang.
Dalam catatan sejarah, KMP Gurita berangkat dari Pelabuhan Malahayati pada tanggal 19 Januari 1996 pukul 18.45 WIB.
Kapal pabrikan Bina Simpaku Jepang ini seharusnya tiba di Pelabuhan Balohan, Sabang pada pukul 21.00 WIB.
Sebelum berangkat, tidak tampak keanehan ketika semua penumpang memasuki kapal yang dirakit tahun 1970 itu.
Baca juga: Isak Tangis Pecah Saat Jenazah Ibu Anak Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Tiba di Rumah
Baca juga: 29 Jenazah Pesawat Sriwijaya yang Jatuh Teridentifikasi, Satu di Antaranya Bayi 11 Bulan
Baca juga: Hari ke 10, 310 Kantong Jenazah Berisi Body Part Korban Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Dievakuasi
Kapal kemudian berangkat meninggalkan Pelabuhan Malahayati menuju Sabang.
Malam itu, KMP Gurita tak kunjung bersandar di Pelabuhan Balohan.
Para pejemput terus menantikan kedatangan kapal yang membawa kerabat mereka.
Jam menunjukkan telah melewati pukul 21:00 WIB, kapal urung bersandar juga.
Otoritas Pelabuhan Balohan kemudian mendapat kabar bahwa KMP Gurita telah tenggelam.
Diketahui, KMP Gurita membawa 378 penumpang.
Jumlah itu bukanlah kapasitas yang laik bagi kapal jenis Roro buatan tahun 1970 itu.